PRESTASI, POTENSI DAN KEUNGGULAN
BANGSA INDONESIA
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen
Pengampu : Abdurrahman Kasdi, Lc, M.Si
Disusun
Oleh :
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2010/2010
PRESTASI, POTENSI DAN
KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
Masalah
yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Prestasi yang pernah diraih oleh bangsa Indonesia
2. Potensi yang dimiliki bangsa Indonesia
3. Keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia
C. Pembahasan
1. Prestasi Bangsa Indonesia
2. Potensi Bangsa Indonesia
Benar – benar
luar biasa negeri kita Indonesia ini, Negara dengan ribuan pulau , ribuan
budaya, ribuan bahasa yang tersebar di negeri ini. Begitu kayanya negeri ini,
hingga tidak akan habis kekayaannya meskipun dikeruk belanda selama
350 tahun hingga menjadikan negeri kincir angin itu menjadi sebuah negara
terkaya waktu itu.
Orang-orang
seluruh dunia tidak akan benar – benar paham siapa sesungguhnya Bangsa
Indonesia itu. Mereka akan kaget setengah mati bahwa ternyata bangsa Indonesia
adalah bangsa yang tidak bisa dikalahkan. Mereka tidak pernah tahu bahwa bangsa
Indonesia tidak hanya merupakan bangsa bibit unggul namun lebih dari itu, dari
konteks evolusi pemikiran, kebudayaan dan peradaban, bangsa kita adalah bangsa
yang berada pada garda terdepan (avant garde nation)
yang derap sejarahnya selalu saja berada beberapa langkah di depan
bangsa-bangsa lain yang ada di muka bumi.
Sebagai
contoh, negeri inipun memiliki keunggulan luar biasa dalam menyerap berbagai
budaya yang ada di dunia. Kita bisa melihat segala macam model pakaian dan
budaya di dunia ada di Indonesia, bangsa Barat pun tidak akan mampu menyerap
budaya Indonesia misalnya dengan menggunakan kebaya di jalan-jalan. Namun di
indonesia, pakaian dari negeri manapun dipakai disini. Musik apapun ada disini.
Orang Barat
hanya bisa menyanyikan lagu-lagu Barat, orang Negro juga hanya bisa menyanyikan
lagu-lagu Negro, orang Cina hanya bisa menyanyikan lagu-lagu Cina. Orang Arab
tidak akan bisa membawakan lagu Negro dan begitu sebaliknya. Tetapi, orang
Indonesia mampu melantunkan lagu-lagu Arab, Negro, Barat, Cina, Blues, Rock, apalagi
lagu dangdut.
Orang
miskin yang ada di Indonesia pun jika dilihat masih mampu untuk
berbuat sombong dan dengan penuh percaya diri mereka akan mengatakan,“Lho,
sudah miskin kok ndak boleh sombong. Rugi dua kali dong!”. Orang yang
tidak punya saja masih mampu untuk nraktir. Di negara manalagi hal tersebut
terjadi jika tidak di Indonesia?
Kita bisa
melihat pula ratusan rongsokan motor, sampah elektronik, dan komputer
yang diserahkan kepada orang Indonesia akan kembali berfungsi dan menjadi
sesuatu yang baru, dalam waktu tidak kurang dari satu minggu.
Dari sudut
kewibawaan, bangsa mana di seluruh dunia yang mampu memiliki wibawa sebagaimana
wibawa yang dimiliki bangsa indonesia?. Meskipun itu seorang profesor di
London atau di manapun, mereka hanya memiliki kepintaran namun tidak
mempunyai wibawa. Mereka hanya Pandai secara akademis, namun tidak
berani.
Lain halnya
dengan Orang Indonesia: meskipun tidak mempunyai pekerjaaan dan tidak
pernah sekolah tapi galaknya setengah mati. Meskipun tidak memiliki uang
namun berani untuk berkali-kali menikah. Namun sayang, justru karena wibawa ini
kita menjadi malas untuk melakukan apa saja. Maka munculah istilah Bonek. Bonek
tidak hanya ada di Surabaya melainkan di seluruh Indonesia. Semua orang
Indonesia ber-bondo nekat. Apakah bukan bonek jika orang berani mencalonkan
menjadi anggota DPRD, DPR atau bahkan Walikota, Gubernur, Presiden
padahal dia tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
Kita harus
mempelajari mengapa fenomena bonek bisa timbul di Indonesia. Apa keistimewaannya
dan apa keburukannya. Sebagai sebuah potensi, bonek tidak bisa dilawan
dan karena itulah Surabaya digelari sebagai kota pahlawan. Mana ada yang
berani perang dengan berbekal bambu runcing, jika bukan bonek. Kalau kita
melihat secara positif, sesungguhnya bonek adalah bahasa Jawa dari kata tawakkal.
Dan kita tahu bahwa tawakkal, beserta jihad dan syahid,
adalah tiga senjata yang sangat ditakuti di manapun di dunia ini.
Tidak hanya
Rakyat Sipil yang memiliki konsep tawakal dan berserah diri. Angkatan Perang
kitapun juga memiliki konsep yang tidak jauh hebat. Mereka memiliki
konsep rendah hati dan tawakal yang begitu membumi. Bisa dibayangkan untuk
melindungi negara yang wilayahnya terbentang sepanjang 3.977 mil di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dengan Luas daratan 1.922.570 km²
dan perairannya 3.257.483 km, Angkatan Perang kita hanyalah mendapatkan
anggaran 3% dari total APBN. Angkatan Perang kita yakin dengan bermodalkan
konsep tawakal maka bangsa kita mampu mengalahkan musuh . Ini terbukti sejak 56
tahun yang lalu bahwa bangsa Indonesia mampu mengusir penjajah dari negeri ini
dengan hanya bersenjatakan bambu runcing dan parang.
Ini haruslah
dimengerti, mengapa bangsa ini memiliki jumlah unit alutsista yang sedikit
dibandingkan wilayah yang harus dilindungi karena bangsa Indonesa tidak
akan pernah memilih suatu sikap sosial yang gemedhe ataupun adigang
adigung adiguna. Kita tak akan pernah mau pamer keunggulan atau gagah-gagahan
kepada bangsa lain, dan disitulah letak keunggulan budaya kita. Kita tidak akan
mencari kepuasan hidup dengan melalui sikap ngendas-ngendasi bangsa
lain, seperti yang Amerika Serikat dan Sekutunya lakukan kepada negara-negara
di Timur tengah. Karena itulah Departemen yang membidanginya dinamakan
Departemen Pertahanan dan bukan Departmen Penyerangan. Kita adalah bangsa yang
memiliki kemuliaan batin karena sanggup mempraktekkan budaya andap asor,
budaya rendah hati.
Sementara
orang-orang di negeri lain begitu serius dan tegang dalam menjalani hidup ini.
Orang Indonesia sangat mudah tersenyum, ceria, tidak tegang, dan punya banyak
cara untuk menertawakan keadaan, dan hal tersebut di satu sisi sangat
menyehatkan jiwa mereka. Karena itulah bangsa Indonesia begitu tabah meskipun
banyak musibah yang datang silih berganti.
Semua sifat
dan potensi bangsa Indonesia sangatlah positif dalam menyongsong masa depan
negeri ini. Potensi bangsa Indonesia sangatlah besar untuk bisa tampil dalam
panggung kepemimpinan dunia, asal saja kita mau dan serius dan mau mencari
formulasi yang tepat.
Sekali lagi
kita simpulkan bahwa orang Indonesia memiliki budaya yang kuat, iman yang kuat,
dan tawakkal yang tidak kalah kuat. Namun sayang kurang serius dalam berilmu,
namun ini bukan berarti bodoh. Serius dalam berilmu bisa diartikan keinginan
untuk mempelajari bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat
dan begitu hebatnya, hingga ketika menjadi malaikat pun pintar dan ketika
menjadi setan pun menjadi setan yang jagoan. Tak ayal Indonesia ini sebuah
negeri yang kontraversial. Di lain pihak akan tampak sebuah negeri yang miskin
dan dilanda krisis. Namun, sungguh kita tidak bisa menemukan tingkat kemewahan
hidup melebihi di dunia yang melebihi orang-orang Indonesia.
Serius dalam
berilmu bisa juga berarti menyadari bahwa hanya bangsa yang besar yang mampu
menerima ujian beruntun dan mampu merubah berbagai kejadian yang terjadi untuk
menjadi kekuatan dalam rangka bersiap menyambut takdirnya sebagai bangsa
pemimpin jagad raya
3. Keunggulan Bangsa Indonesia
Bangsa ini,
menurut Pembukaan UUD 1945 memiliki berbagai keunggulan yang menjadikan bangsa
ini berbeda dan unggul dari negara lainnya. Salah satu keunggulan dari warga
bangsa ini adalah, masyarakat Indonesia terkenal dengan gotong royong. Konsep
dari gotong royong bukanlah sekedar pada setiap bulan masayarakat yang
berkunpul di suatu komunitas, seperti pedesaan melakukan kerja bakti dan
menghiasi perkampungannya ketika akan datang hari kemerdekaan Indonesia. Lebih
dari itu, konsep gotong royong adalah satu solusi arif untuk memecahkan masalah
kebangsaan yang mendera negara ini. Akan tetapi semangat gotong royong dari
tahun ke tahun seperti memudar beriringan dengan kemajuan zaman dan terlibatnya
negara ini pada persaingan dunia dalam kerangka globalisasi. Maka mengembalikan
semangat gotong royong ke dalam jiwa setiap insane bangsa ini adalah
suatu hal yang penting. Gotong royong dapat menjadi jalan demi mengembalikan jati
diri bangsa ini yang semakin tergerus oleh paham-paham
liberalisme, hedonisme, dan paham-paham lainnya yang bersifat individualistik.
Negara ini
telah banyak didera oleh permasalahan kompleks yang menjadikan bangsa ini
terpuruk. Ketika kemiskinan melahirkan anarkisme dan terorisme maka sebenarnya
ada yang salah dengan konsep kebangsaan kita sekarang ini. Seharusnya para elit
pemerintahan dan orang-orang yang memiliki wewenang di negara seharusnya
memiliki kepedulian akan masalah-masalah yang ada di negara ini. Pemerintah
dengan masyarakat harus bekerjasama untuk mengembalikan jati diri bangsa ini
yang didera krisis dengan cara menumbuhkan kembali rasa gotong royong di antara
jiwa warga negara ini. Ketika para elit pemerintahan memiliki kekompakan dan
bekerjasama dalam mengatasi masalah kebangsaan, itulah yang dinamakan gotong
royong.
Bila hal itu
dapat dilakukan maka masyarakat dapat melakukan gotong royong untuk menjadi masyarakat
yang demokratis dan luhur, yang memiliki cita-cita tinggi dan prestasi yang
dapat dibanggakan di dunia. Maka untuk menumbuhkan dan menggalakkan kembali
rasa gotong royong dalam diri bangsa ini, pemerintah harus memulainya dengan
menjalankan program-program yang dapat menumbuhkannya kembali. Hal ini harus
dimulai dari tingkatan daerah terlebih dahulu, karena rasa ingin gotong royong
akan lebih mudah muncul ketika pemerintah memperhatikan masalah daerahnya
terlebih dahulu. Seperti contohnya adalah apa yang telah dilakukan oleh kota
Blitar, kota ini mencanangkan apa yang disebut dengan pencanangan Bulan Bhakti
Gotong Royong Masyarakat, yang dicanangkan oleh walikotanya Drs. Djarot Syaiful
Hidayat. Bila pemerintahan daerah dapat menjalankan program serupa, maka
mengembalikan jati diri bangsa dengan jalan menumbuhkan salah satu keunggulan
bangsa ini, yaitu gotong royong akan dapat terwujud.
Ketika bangsa
ini dapat bersatu dalam konsep gotong royong yang merupakan bagian dari
keunggulan bangsa ini, maka bukan tidak mungkin bangsa ini dapat terbebas dari
permasalahan kompleks yang telah mendera bangsa ini sekian lamanya, yang
menjadi masalahnya adalah apakah bangsa Indonesia bisa sadar seutuhnya akan
pentingnya gotong royong ini? Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh kita
sendiri, dan bila kita menyadarinya maka kita dapat mengembalikan jati diri
bangsa ini yang telah tergerus oleh nilai-nilai dan paham-paham yang tidak
sesuai bagi bangsa ini.
D. Kesimpulan
Daftar
Pustaka
No comments:
Post a Comment