Tuesday, December 10, 2013

PRESTASI, POTENSI DAN KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA



PRESTASI, POTENSI DAN KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA


Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Abdurrahman Kasdi, Lc, M.Si



STAIN.jpg
 










Disusun Oleh :





 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2010/2010
PRESTASI, POTENSI DAN KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA

A.      Pendahuluan


B.       Rumusan Masalah
            Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.    Prestasi yang pernah diraih oleh bangsa Indonesia
2.    Potensi yang dimiliki bangsa Indonesia
3.    Keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia

C.      Pembahasan
1.    Prestasi Bangsa Indonesia




2.    Potensi Bangsa Indonesia
Benar – benar luar biasa negeri kita Indonesia ini, Negara dengan ribuan pulau , ribuan budaya, ribuan bahasa yang tersebar di negeri ini. Begitu kayanya negeri ini, hingga tidak akan habis kekayaannya meskipun dikeruk  belanda  selama 350 tahun hingga  menjadikan negeri kincir angin itu menjadi sebuah negara terkaya waktu itu.
Orang-orang seluruh dunia tidak akan benar – benar paham siapa sesungguhnya Bangsa Indonesia itu. Mereka akan kaget setengah mati bahwa ternyata bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak bisa dikalahkan. Mereka tidak pernah tahu bahwa bangsa Indonesia tidak hanya merupakan bangsa bibit unggul namun lebih dari itu, dari konteks evolusi pemikiran, kebudayaan dan peradaban, bangsa kita adalah bangsa yang berada pada garda terdepan (avant garde nation) yang derap sejarahnya selalu saja berada beberapa langkah di depan bangsa-bangsa lain yang ada di muka bumi.
Sebagai contoh, negeri inipun memiliki keunggulan luar biasa dalam menyerap berbagai budaya yang ada di dunia. Kita bisa melihat segala macam model pakaian dan budaya di dunia ada di Indonesia, bangsa Barat pun tidak akan mampu menyerap budaya Indonesia misalnya dengan menggunakan kebaya di jalan-jalan. Namun di indonesia, pakaian dari negeri manapun dipakai disini. Musik apapun ada disini.
Orang Barat hanya bisa menyanyikan lagu-lagu Barat, orang Negro juga hanya bisa menyanyikan lagu-lagu Negro, orang Cina hanya bisa menyanyikan lagu-lagu Cina. Orang Arab tidak akan bisa membawakan lagu Negro dan begitu sebaliknya. Tetapi, orang Indonesia mampu melantunkan lagu-lagu Arab, Negro, Barat, Cina, Blues, Rock, apalagi lagu dangdut.
Orang miskin  yang ada di Indonesia pun  jika dilihat masih mampu untuk berbuat sombong dan dengan penuh percaya diri mereka akan mengatakan,“Lho, sudah miskin kok ndak boleh sombong. Rugi dua kali dong!”. Orang yang tidak punya saja masih mampu untuk nraktir. Di negara manalagi hal tersebut terjadi jika tidak di Indonesia?
Kita bisa melihat pula ratusan rongsokan motor, sampah elektronik, dan komputer  yang diserahkan kepada orang Indonesia akan kembali berfungsi dan menjadi sesuatu yang baru, dalam waktu tidak kurang dari satu minggu.
Dari sudut kewibawaan, bangsa mana di seluruh dunia yang mampu memiliki wibawa sebagaimana wibawa yang dimiliki bangsa indonesia?. Meskipun itu seorang  profesor di London atau di manapun, mereka  hanya memiliki kepintaran namun tidak mempunyai wibawa.  Mereka hanya Pandai secara akademis, namun tidak berani.
Lain halnya dengan Orang Indonesia:  meskipun tidak mempunyai pekerjaaan dan tidak pernah sekolah tapi galaknya setengah mati. Meskipun tidak memiliki uang  namun berani untuk berkali-kali menikah. Namun sayang, justru karena wibawa ini kita menjadi malas untuk melakukan apa saja. Maka munculah istilah Bonek. Bonek tidak hanya ada di Surabaya melainkan di seluruh Indonesia. Semua orang Indonesia ber-bondo nekat. Apakah bukan bonek jika orang berani mencalonkan menjadi anggota DPRD, DPR atau bahkan Walikota, Gubernur, Presiden padahal  dia tidak  memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
Kita harus mempelajari mengapa fenomena bonek bisa timbul di Indonesia. Apa keistimewaannya dan apa keburukannya. Sebagai sebuah  potensi, bonek tidak bisa dilawan dan karena itulah Surabaya digelari sebagai kota pahlawan.  Mana ada yang berani perang dengan berbekal bambu runcing, jika bukan bonek. Kalau kita melihat secara positif, sesungguhnya bonek adalah bahasa Jawa dari kata tawakkal. Dan kita tahu bahwa tawakkal, beserta jihad dan syahid, adalah tiga senjata yang sangat ditakuti di manapun di dunia ini.
Tidak hanya Rakyat Sipil yang memiliki konsep tawakal dan berserah diri. Angkatan Perang kitapun juga memiliki konsep yang tidak jauh hebat.   Mereka memiliki konsep rendah hati dan tawakal yang begitu membumi. Bisa dibayangkan untuk melindungi negara yang wilayahnya terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dengan Luas daratan  1.922.570 km² dan perairannya 3.257.483 km, Angkatan Perang kita hanyalah mendapatkan anggaran 3% dari total APBN. Angkatan Perang kita yakin dengan bermodalkan konsep tawakal maka bangsa kita mampu mengalahkan musuh . Ini terbukti sejak 56 tahun yang lalu bahwa bangsa Indonesia mampu mengusir penjajah dari negeri ini dengan hanya bersenjatakan bambu runcing dan parang.
Ini haruslah dimengerti, mengapa bangsa ini memiliki jumlah unit alutsista yang sedikit dibandingkan wilayah yang harus dilindungi  karena bangsa Indonesa tidak akan pernah memilih suatu sikap sosial yang gemedhe ataupun adigang adigung adiguna. Kita tak akan pernah mau pamer keunggulan atau gagah-gagahan kepada bangsa lain, dan disitulah letak keunggulan budaya kita. Kita tidak akan mencari kepuasan hidup dengan melalui sikap ngendas-ngendasi bangsa lain, seperti yang Amerika Serikat dan Sekutunya lakukan kepada negara-negara di Timur tengah. Karena itulah Departemen yang membidanginya dinamakan Departemen Pertahanan dan bukan Departmen Penyerangan. Kita adalah bangsa yang memiliki kemuliaan batin karena sanggup mempraktekkan budaya andap asor, budaya rendah hati.
Sementara orang-orang di negeri lain begitu serius dan tegang dalam menjalani hidup ini. Orang Indonesia sangat mudah tersenyum, ceria, tidak tegang, dan punya banyak cara untuk menertawakan keadaan, dan hal tersebut di satu sisi sangat menyehatkan jiwa mereka. Karena itulah bangsa Indonesia begitu tabah meskipun banyak musibah yang datang silih berganti.
Semua sifat dan potensi bangsa Indonesia sangatlah positif dalam menyongsong masa depan negeri ini. Potensi bangsa Indonesia sangatlah besar untuk bisa tampil dalam panggung kepemimpinan dunia, asal saja kita mau dan serius dan mau mencari formulasi yang tepat.
Sekali lagi kita simpulkan bahwa orang Indonesia memiliki budaya yang kuat, iman yang kuat, dan tawakkal yang tidak kalah kuat. Namun sayang kurang serius dalam berilmu, namun ini bukan berarti bodoh. Serius dalam berilmu bisa diartikan keinginan untuk mempelajari bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat dan begitu hebatnya, hingga ketika menjadi malaikat pun pintar dan ketika menjadi setan pun menjadi setan yang jagoan. Tak ayal Indonesia ini sebuah negeri yang kontraversial. Di lain pihak akan tampak sebuah negeri yang miskin dan dilanda krisis. Namun, sungguh kita tidak bisa menemukan tingkat kemewahan hidup melebihi di dunia yang melebihi orang-orang Indonesia.
Serius dalam berilmu bisa juga berarti menyadari bahwa hanya bangsa yang besar yang mampu menerima ujian beruntun dan mampu merubah berbagai kejadian yang terjadi untuk menjadi kekuatan dalam rangka bersiap menyambut takdirnya sebagai bangsa pemimpin jagad raya

3.    Keunggulan Bangsa Indonesia
Bangsa ini, menurut Pembukaan UUD 1945 memiliki berbagai keunggulan yang menjadikan bangsa ini berbeda dan unggul dari negara lainnya. Salah satu keunggulan dari warga bangsa ini adalah, masyarakat Indonesia terkenal dengan gotong royong. Konsep dari gotong royong bukanlah sekedar pada setiap bulan masayarakat yang berkunpul di suatu komunitas, seperti pedesaan melakukan kerja bakti dan menghiasi perkampungannya ketika akan datang hari kemerdekaan Indonesia. Lebih dari itu, konsep gotong royong adalah satu solusi arif untuk memecahkan masalah kebangsaan yang mendera negara ini. Akan tetapi semangat gotong royong dari tahun ke tahun seperti memudar beriringan dengan kemajuan zaman dan terlibatnya negara ini pada persaingan dunia dalam kerangka globalisasi. Maka mengembalikan semangat gotong royong ke dalam jiwa setiap insane bangsa ini adalah suatu hal yang penting. Gotong royong dapat menjadi jalan demi mengembalikan jati diri bangsa ini yang semakin tergerus oleh paham-paham liberalisme, hedonisme, dan paham-paham lainnya yang bersifat individualistik.
Negara ini telah banyak didera oleh permasalahan kompleks yang menjadikan bangsa ini terpuruk. Ketika kemiskinan melahirkan anarkisme dan terorisme maka sebenarnya ada yang salah dengan konsep kebangsaan kita sekarang ini. Seharusnya para elit pemerintahan dan orang-orang yang memiliki wewenang di negara seharusnya memiliki kepedulian akan masalah-masalah yang ada di negara ini. Pemerintah dengan masyarakat harus bekerjasama untuk mengembalikan jati diri bangsa ini yang didera krisis dengan cara menumbuhkan kembali rasa gotong royong di antara jiwa warga negara ini. Ketika para elit pemerintahan memiliki kekompakan dan bekerjasama dalam mengatasi masalah kebangsaan, itulah yang dinamakan gotong royong.
Bila hal itu dapat dilakukan maka masyarakat dapat melakukan gotong royong untuk menjadi masyarakat yang demokratis dan luhur, yang memiliki cita-cita tinggi dan prestasi yang dapat dibanggakan di dunia. Maka untuk menumbuhkan dan menggalakkan kembali rasa gotong royong dalam diri bangsa ini, pemerintah harus memulainya dengan menjalankan program-program yang dapat menumbuhkannya kembali. Hal ini harus dimulai dari tingkatan daerah terlebih dahulu, karena rasa ingin gotong royong akan lebih mudah muncul ketika pemerintah memperhatikan masalah daerahnya terlebih dahulu. Seperti contohnya adalah apa yang telah dilakukan oleh kota Blitar, kota ini mencanangkan apa yang disebut dengan pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, yang dicanangkan oleh walikotanya Drs. Djarot Syaiful Hidayat. Bila pemerintahan daerah dapat menjalankan program serupa, maka mengembalikan jati diri bangsa dengan jalan menumbuhkan salah satu keunggulan bangsa ini, yaitu gotong royong akan dapat terwujud.
Ketika bangsa ini dapat bersatu dalam konsep gotong royong yang merupakan bagian dari keunggulan bangsa ini, maka bukan tidak mungkin bangsa ini dapat terbebas dari permasalahan kompleks yang telah mendera bangsa ini sekian lamanya, yang menjadi masalahnya adalah apakah bangsa Indonesia bisa sadar seutuhnya akan pentingnya gotong royong ini? Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh kita sendiri, dan bila kita menyadarinya maka kita dapat mengembalikan jati diri bangsa ini yang telah tergerus oleh nilai-nilai dan paham-paham yang tidak sesuai bagi bangsa ini.

D.      Kesimpulan




Daftar Pustaka


No comments:

Post a Comment