Sunday, December 8, 2013

PERENCANAAN PROSES



PERENCANAAN PROSES


Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si

 











Disusun Oleh :
1.      Arina Hidayah                  210 195
2.      Ahmad Khoirul Badar      210 205
3.      Jamini                               210 217
4.      Anisa Mu'affifah              210 219

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN/PRODI SYARI’AH/EI
2012

PERENCANAAN PROSES

I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Telah banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan (bisnis) adalah “membuat suatu produk atau jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya, dan menjual dengan harga wajar.”
Sebuah keputusan yang perlu dilakukan oleh manajer operasi adalah menemukan cara produksi yang terbaik. Setelah berbagai produk dan jasa di rancang, spesifikasi-spesifikasi lainnya harus diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa. Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Berdasarkan hal di atas, maka kami memutuskan menyusun sebuah makalah yang berjudul “Perencanaan Proses.”

B.       Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan strategi proses?
2.    Apa saja tipe dalam strategi proses?
3.    Apakah yang dimaksud dengan analisis bagan proses?
4.    Apakah yang dimaksud dengan penyeimbang beban kerja?

II.     PEMBAHASAN
A.      Strategi Proses
Strategi proses atau transformasi adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara membuat produk dan jasa yang dapat memenuhi persyaratan dari konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya.[1]
Adapun tipe-tipe strategi proses, meliputi:
1.    Fokus Pada Proses
Perusahaan yang menggunakan strategi fokus pada proses berarti mengatur fasilitas yang digunakan untuk operasional di sekeliling proses untuk menghasilkan produksi dengan volume produksi rendah tetapi variasinya tinggi.
2.    Fokus Berulang
Strategi proses yang fokus berulang berarti proses produksinya berorientasi pada produk yang menggunakan modul.[2] Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang sering berada dalam proses yang kontinyu.[3]
3.    Fokus Pada Produk
Strategi proses yang berfokus pada produk memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah.[4] Sebuah fasilitas yang terfokus pada produk menghasilkan produk dengan volume tinggi dan variasi rendah. Fasilitas seperti ini biasanya membutuhkan biaya tetap yang tinggi, tetapi biaya variabel yang rendah.
4.    Fokus Mass Customization
Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan konsumen yang semakin unik secara cepat dan murah. Perusahaan yang menerapkan proses ini menghadapi tantangan yang membutuhkan kemampuan operasional karena keterkaitan logistik, produksi dan penjualan semakin erat. Para manajer operasional harus menggunakan sumber daya yang imajinatif dan agresif untuk membentuk proses yang gesit yang dapat memproduksi produk tertentu dengan cepat dan murah.[5]
mass customization
Fokus Berulang
Desain modular
Peralatan yang fleksibel

Teknik modular




Teknik                                        Teknik
penjadwalan                                    throughput
yang efektif                                         yang cepat
Fokus Pada Proses                                           Fokus Pada Produk
Variasi tinggi, volume rendah                          Variasi rendah, volume tinggi
Peralatan memiliki fungsi umum                     Peralatan khusus
Gambar 1. Manajemen operasi menggunakan modularisasi imajinatif, penjadwalan yang mantap, dan waktu produksi yang cepat untuk mencapai mass customization
Bagan 1. Perbandingan karakteristik empat tipe strategi proses

Fokus Pada Proses
Fokus Berulang
Fokus Pada Produk
Mass Customization
Produk
Volume rendah
Variasi tinggi
Standarisasi dengan pilihan modul
Volume tinggi
Variasi rendah
Volume dan variasi tinggi
Instruksi Kerja
Banyak karena ada perubahan
Operasi berulang mengurangi latihan
Sedikit karena standarisasi
Banyak karena sesuai order

B.       Perencanaan Proses
Perencanaan proses berkenaan dengan perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan proses akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam bagian-bagian operasi lain, seperti scheduling produksi, tingkat persediaan, desain pekerjaan, dan metode-metode pengawasan kualitas yang digunakan. Perencanaan proses juga mempunyai hubungan saling pengaruh yang kuat dengan layout fasilitas, dimana keduanya tergantung pada tipe teknologi transformasi yang digunakan. Meskipun banyak keputusan perencanaan proses dibuat bila layout awal telah dirancang, tetapi hampir semua perusahaan harus secara terus menerus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan produk dan volume produksi, sehingga perencanaan proses sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan (kontinyu).
Gambar 2 menunjukkan macam-macam aliran informasi yang diperlukan untuk menterjemahkan spesifikasi-spesifikasi desain produk menjadi instruksi-instruksi pemrosesan. Dalam gambar dikemukakan bahwa perencanaan proses atau analisa aliran proses menghasilkan prosedur-prosedur proses dan perakitan, serta pemenuhan masalah-masalah penyeimbangan beban kerja.[6]

1.    Analisis Bagan-bagan Proses
Bagan-bagan proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki proses transformasi dalam sistem-sistem produktif.
Perencanaan proses memerlukan pemahaman tentang operasi-operasi sebagai suatu sistem produktif, adapun langkah-langkah yang perlu di ambil dalam perencanaan proses adalah sebagai berikut:
a.    Memutuskan tujuan-tujuan perencanaan, yaitu untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, kapasitas, atau semangat kerja karyawan.
b.    Memilih proses (sistem) produktif yang relevan, yaitu operasi keseluruhan atau beberapa bagian operasi.
c.    Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang dengan bantuan bagan-bagan proses dan pengukuran efisiensi.
d.   Mengembangkan desain proses yang diperbaiki melalui perbaikan aliran-aliran proses dan/atau masukan-masukan yang digunakan.
e.    Mendapatkan persetujuan manajemen untuk desain proses yang telah direvisi.
f.     Mengimplementasikan desain proses baru.
Gambar 2. Model aliran informasi desain produk sampai produksi
Pada umumnya perencanaan dan pengelolaan berbagai proses transformasi dilakukan dengan alat-alat bantu yang berupa bagan-bagan. Berikut ini akan dibahas secara singkat berbagai macam bagan yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan proses.
a.    Bagan-bagan Perakitan (Assembly Charts)
Bagan-bagan perakitan menunjukkan kebutuhan-kebutuhan bahan dan urutan perakitan komponen-komponen yang merupakan suatu perakitan mekanikal. Bagan ini dibuat biasanya untuk membantu menggambarkan aliran bahan dan hubungan masing-masing komponen. Simbol-simbol standar yang digunakan pada bagan adalah ○ untuk operasi-operasi dan □ untuk inspeksi, seperti digambarkan dalam gambar 3. Dalam proses transformasi kimiawi, alat bantu ini akan berupa serangkaian persamaan-persamaan kimiawi yang merinci kombinasi atau isotop baru.
b.    Bagan-bagan Aliran Proses (Flow-Process Charts)
Bagan-bagan aliran proses (atau lebih singkat disebut bagan proses) merinci proses ke dalam unsur-unsur dan simbol-simbol seperti ditunjukkan dalam gambar 4. Dengan simbol-simbol tersebut disusun bagian yang mencakup spesifikasi bagian-bagian proses, waktu pengoperasian dan inspeksi, jarak transportasi (pemindahan) bahan atau jarak yang harus ditempuh karyawan, serta spesifikasi kegiatan-kegiatan penundaan dan penyimpanan. Jadi, bagan aliran proses memberikan petunjuk yang lengkap tentang cara pelaksanaan suatu proses.
Gambar 5. adalah  suatu contoh bagan aliran proses untuk operasi pengambilan bahan makanan yang diperoleh dari bagian-bagian hasil bumi, susu dan daging sebagai bagian pelayanan perusahaan terhadap pesanan-pesanan para langganan.
Bagan aliran proses adalah peralatan pokok perbaikan aliran bahan-bahan. Setelah penyusunan bagan proses, manajer mungkin dapat mengkombinasikan operasi-operasi yang lain untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan. Sebaliknya, hal ini mungkin memerlukan perubahan-perubahan layout, peralatan dan metode-metode kerja, atau bahkan mungkin perubahan-perubahan desain produk.
Gambar 3. Bagan perakitan sepeda roda tiga
Operasi (suatu tugas atau kegiatan kerja)
            Transportasi (pemindahan bahan dati satu tempat ke tempat lain)
            Inspeksi (pemeriksaan kuantitas dan kualitas produk)
            Penundaan atau delay (penundaan dalam urutan operasi-operasi)
            Penyimpanan atau storage (persediaan atau penyimpanan bahan-bahan menunggu operasi selanjutnya).
Gambar 4. Simbol-simbol bagan aliran proses
Gambar 5. Bagan aliran–proses
c.    Bagan Proses Operasi-operasi (Operation Process Chart/Routing Sheet)
Bagan proses operasi-operasi mirip dengan bagan perakitan, dengan perbedaan bahwa bagan proses operasi-operasi mencakup spesifikasi-spesifikasi untuk bagian-bagian dan waktu-waktu pengoperasian dan pemeriksaan. Routing sheet lebih terperinci daripada bagan perakitan karena menunjukkan operasi-operasi dan routing yang diperlukan untuk suatu bagian proses individual. Setiap operasi mesin atau karyawan didaftar, begitu juga dengan berbagai peralatan dan perkakas yang diperlukan. Jadi, bagan proses operasi-operasi atau routing sheet memberikan petunjuk-petunjuk yang lebih lengkap tentang cara untuk memproduksi suatu barang. Atau dengan kata lain, routing sheet menetapkan secara tepat cara untuk memproduksi suatu barang dengan mengidentifikasikan peralatan dan perkakas yang digunakan, operasi-operasi dan urutan yang harus diikuti, serta estimasi waktu penyiapan dan waktu beroperasinya mesin. Gambar 6 menumjukkan contoh bentuk route sheet.
Gambar 6. Routing (operations process) sheet
d.   Bagan Operasi (Operation Chart)
Bagan operasi menunjukkan spesifikasi bagian-bagian pengoperasian dan pemeriksaan secara lebih terperinci. Setiap bagan operasi menunjukkan gerakan-gerakan kedua tangan seorang karyawan secara terperinci dalam setiap tahap suatu pekerjaan atau setiap bagian proses. Bagan operasi dalam gambar 7 merupakan sebuah contoh yang menunjukkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan dalam pekerjaan menandatangani sebuah surat. Lingkaran kecil dalam gambar menunjukkan pekerjaan yang sedang dilakukan.
Gambar 7. Bagan operasi (penandatanganan sebuah surat)
e.    Bagan Manusia – Mesin (Man – Machine Chart) atau Bagan Kegiatan (Activity Chart)
Bagan kegiatan menunjukkan hubungan antara operator dan mesin. Sebagai contoh, gambar 8 adalah suatu bagan kegiatan untuk pekerjaan pembuatan minuman dengan alat pencampur otomatik pada sebuah restaurant. Bagan menunjukkan apa yang sedang dikerjakan mesin dan apa yang sedang dikerjakan karyawan pada setiap periode waktu. Dari bagan ini kita dapat menentukan waktu menganggur operator dan mesin dan mengidentifikasikan elemen-elemen setiap kegiatan karyawan dan mesin.
Gambar 8. Bagan kegiatan atau bagan manusia – mesin (pencampuran suatu jenis makanan dalam sebuah pencampur)
Bagan manusia–mesin berguna dalam perencanaan proses untuk membantu penentuan penggunaan yang terbaik dari dua sumber daya penting perusahaan tersebut. Bila biaya-biaya waktu karyawan dan mesin dapat di perkirakan, maka perencanaan proses dapat melakukan analisis ekonomik terhadap berbagai kombinasi manusia–mesin alternatif dan memilih penugasan yang terbaik. Jadi, dengan informasi ini, perencanaan proses dapat menentukan apakah seorang operator dapat mengoperasikan mesin lain atau apakah ada kemungkinan untuk mengubah metode penggunaan mesain atau penugasan karyawan agar lebih efisien.
Hubungan-hubungan karyawan–mesin digambarkan dengan menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai komponen tugas yang merupakan suatu siklus pekerjaan. Suatu siklus adalah kepanjangan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu kombinasi lengkap kegiatan-kegiatan kerja. Agar lebih jelas, kita gunakan sebuah contoh berikut ini.
Contoh. Seorang operator pada Perusahaan GR diperkirakan akan memerlukan waktu 2 menit untuk mengisi dan 1 menit untuk mengosongkan sebuah mesin cetak. Ada beberapa mesin yang mempunyai tipe seperti ini, semuanya mengerjakan hal yang sama, dan waktu setiap mesin berjalan secara otomatik adalah selama 4 menit. Biaya-biaya relevan diperkirakan sebesar Rp.8.000 per jam untuk karyawan dan Rp.20.000 per jam untuk setiap mesin.
1)        Susun suatu bagan manusia–mesin untuk situasi satu karyawan, dua mesin yang paling efesien.
2)        Berapa waktu siklus?
3)        Berapa waktu menganggur karyawan per siklus?
4)        Berapa waktu menganggur total per siklus untuk kedua mesin?
5)        Berapa biaya total per jam?
6)        Berapa biaya total per siklus?
7)        Berapa biaya waktu menganggur per jam?
Penyelesaian.
1)        Bila karyawan mulai dengan pengisian mesin 1, siklus tidak akan mencapai keadaan efisien sampai menit ke sembilan. (gambar 9)
2)        Waktu siklus = 2 + 4 + 1 = 7 menit
3)        Waktu menganggur karyawan = 1 menit per siklus
4)        Mesin-mesin tidak menganggur (pada operasi keadaan tetap)
5)        Biaya total       = biaya karyawan + 2 (biaya setiap mesin)
 = Rp.8.000 + 2 (Rp.20.000) = Rp.48.000 per jam
6)        Biaya per siklus
7)        Biaya waktu menganggur per jam
Gambar 9. Bagan manusia–mesin
f.     Bagan Simo (Simo Chart) atau Bagan Gerak Simultan (Simultanesus Maotion Chart)
Bagan simo mirip dengan bagan operasi. Bagan ini juga menunjukkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan, tetapi mencakup waktu setiap gerakan. Dengan teknik analisis waktu untuk setiap gerakan, yang biasanya ditentukan melalui perhitungan suatu kerangka gerakan kerja, kita dapat mengkombinasikan, menghilangkan atau mengubah gerakan dasar untuk mengembangkan metode yang lebih baik. Contoh gambar 10, bagan simo untuk penandatanganan sebuah surat.[7]
Gambar 10. Bagan simo (penandatanganan sebuah surat)

2.    Penyeimbang Beban Kerja
Masalah penyeimbangan beban kerja yang dihadapi perencanaan proses pada layout produk adalah berhubungan dengan keseimbangan lini perakitan secara keseluruhan.. Tersedia teknik-teknik simulasi yang dapat digunakan untuk menyusun proses-proses produksi sehingga jumlah mesin dan personalia dapat diatur dan ditugaskan untuk berbagai operasi secara tepat.[8]
Adapun metode deterministik yang digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini, yaitu:
a.    Metode-metode penyeimbangan praktikal (practical balancing methods).
Konsep-konsep umum penyeimbangan lini telah dilaksanakan dengan sejumlah metode praktis di berbagai industri besar. Salah satu metode yang terkenal adalah COM-SOAL, yaitu metode komputer untuk menyeimbangkan operasi-operasi dalam runtutan lini perakitan. Metode komputer lainnya adalah MALB, yang dikembangkan atas dasar perbaikan teknik pembebanan setiap posisi dalam seluruh runtutan operasi.
b.    Teknik-teknik penyeimbang bantuan (auxiliary balancing techniques).
Bila suatu tahap operasi memerlukan waktu lebih lama, manajemen perlu meneliti apakah kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikurangi waktunya. Pemecahan ketidak-seimbangan ini dapat dilakukan dengan menempatkan operator-operator yang cepat dan atau/ penambahan mesin-mesin pada operasi-operasi dengan waktu lebih lama, atau menggabungkan beberapa operasi yang terlalu cepat menjadi satu bagian.[9]

III.     PENUTUP
A.      Kesimpulan
Strategi proses atau transformasi adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.
Adapun tipe-tipe strategi proses, meliputi:
1.    Fokus Pada Proses
2.    Fokus Berulang
3.    Fokus Pada Produk
4.    Fokus Mass Customization
Perencanaan proses berkenaan dengan perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan.
Adapaun analisis bagan-bagan proses, adalah bagan-bagan proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki proses transformasi dalam sistem-sistem produktif, meliputi:
1.    Bagan-bagan Perakitan (Assembly Charts)
2.    Bagan-bagan Aliran Proses (Flow-Process Charts)
3.    Bagan Proses Operasi-operasi (Operation Process Chart/Routing Sheet)
4.    Bagan Operasi (Operation Chart)
5.    Bagan Manusia – Mesin (Man – Machine Chart)
6.    Bagan Simo (Simo Chart)
Adapun masalah pembebanan pada layout proses menyangkut keseimbangan karyawan–mesin secara individual. Tersedia teknik-teknik simulasi yang dapat digunakan untuk menyusun proses-proses produksi sehingga jumlah mesin dan personalia dapat diatur dan ditugaskan untuk berbagai operasi secara tepat.
Adapun metode deterministik yang digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini, yaitu:
1.    Metode-metode penyeimbangan praktikal (practical balancing methods).
2.    Teknik-teknik penyeimbang bantuan (auxiliary balancing techniques).
B.       Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi semua. Amiiinn..

IV.     DAFTAR PUSTAKA
1.    Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
2.    Darman, Manajemen Operasional, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
3.    T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000



[1] Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005, hlm. 332
[2] Darman, Manajemen Operasional, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
[3] Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005, hlm. 335
[4] Darman, Op. Cit
[5] Jay Heizer dan Barry Render, Op. Cit, hlm. 337-339
[6] T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hlm. 139-140
[7] Ibit, hlm. 140-154
[8] Ibit, hlm. 154
[9] Ibit, hlm. 119-120

No comments:

Post a Comment