PERENCANAAN PROSES
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si
Disusun Oleh :
1.
Arina Hidayah 210 195
2.
Ahmad Khoirul Badar 210 205
3.
Jamini 210
217
4.
Anisa Mu'affifah 210 219
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN/PRODI SYARI’AH/EI
2012
PERENCANAAN PROSES
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Telah banyak dikatakan bahwa tujuan
umum perusahaan (bisnis) adalah “membuat suatu produk atau jasa dengan biaya
yang serendah-rendahnya, dan menjual dengan harga wajar.”
Sebuah keputusan yang perlu dilakukan oleh
manajer operasi adalah menemukan cara produksi yang terbaik. Setelah berbagai
produk dan jasa di rancang, spesifikasi-spesifikasi lainnya harus diterjemahkan
ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa.
Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga
menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Berdasarkan hal di atas, maka kami
memutuskan menyusun sebuah makalah yang berjudul “Perencanaan Proses.”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan strategi proses?
2.
Apa saja tipe dalam strategi proses?
3.
Apakah yang dimaksud dengan analisis bagan proses?
4.
Apakah yang dimaksud dengan penyeimbang beban kerja?
II. PEMBAHASAN
A. Strategi
Proses
Strategi proses atau transformasi
adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan
jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara membuat produk
dan jasa yang dapat memenuhi persyaratan dari konsumen dan spesifikasi produk
yang berada dalam batasan biaya.[1]
Adapun tipe-tipe strategi proses, meliputi:
1.
Fokus Pada Proses
Perusahaan yang menggunakan strategi
fokus pada proses berarti mengatur fasilitas yang digunakan untuk operasional
di sekeliling proses untuk menghasilkan produksi dengan volume produksi rendah
tetapi variasinya tinggi.
2. Fokus Berulang
Strategi proses yang fokus berulang
berarti proses produksinya berorientasi pada produk yang menggunakan modul.[2]
Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang
sering berada dalam proses yang kontinyu.[3]
3. Fokus Pada Produk
Strategi proses yang berfokus pada
produk memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah.[4]
Sebuah fasilitas yang terfokus pada produk menghasilkan produk dengan volume
tinggi dan variasi rendah. Fasilitas seperti ini biasanya membutuhkan biaya
tetap yang tinggi, tetapi biaya variabel yang rendah.
4. Fokus Mass
Customization
Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa
yang dapat memenuhi keinginan konsumen yang semakin unik secara cepat dan
murah. Perusahaan yang menerapkan proses ini menghadapi tantangan yang
membutuhkan kemampuan operasional karena keterkaitan logistik, produksi dan penjualan
semakin erat. Para manajer operasional harus menggunakan sumber daya yang
imajinatif dan agresif untuk membentuk proses yang gesit yang dapat memproduksi
produk tertentu dengan cepat dan murah.[5]
mass customization
|
Fokus Berulang
Desain modular
Peralatan yang fleksibel
Teknik
modular
Teknik Teknik
penjadwalan throughput
yang efektif yang
cepat
Fokus Pada Proses Fokus
Pada Produk
Variasi tinggi, volume rendah Variasi rendah, volume tinggi
Peralatan memiliki fungsi umum Peralatan khusus
|
Gambar 1. Manajemen operasi
menggunakan modularisasi imajinatif, penjadwalan yang mantap, dan waktu
produksi yang cepat untuk mencapai mass customization
Bagan
1. Perbandingan karakteristik empat tipe strategi proses
|
Fokus Pada Proses
|
Fokus Berulang
|
Fokus Pada Produk
|
Mass Customization
|
Produk
|
Volume rendah
Variasi tinggi
|
Standarisasi dengan pilihan modul
|
Volume tinggi
Variasi rendah
|
Volume dan variasi tinggi
|
Instruksi Kerja
|
Banyak karena ada perubahan
|
Operasi berulang mengurangi latihan
|
Sedikit karena standarisasi
|
Banyak karena sesuai order
|
B. Perencanaan
Proses
Perencanaan proses berkenaan dengan
perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang
akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. Keputusan-keputusan yang
diambil dalam perencanaan proses akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam
bagian-bagian operasi lain, seperti scheduling produksi, tingkat persediaan,
desain pekerjaan, dan metode-metode pengawasan kualitas yang digunakan. Perencanaan
proses juga mempunyai hubungan saling pengaruh yang kuat dengan layout
fasilitas, dimana keduanya tergantung pada tipe teknologi transformasi yang
digunakan. Meskipun banyak keputusan perencanaan proses dibuat bila layout awal
telah dirancang, tetapi hampir semua perusahaan harus secara terus menerus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan produk dan volume produksi,
sehingga perencanaan proses sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan (kontinyu).
Gambar 2 menunjukkan macam-macam aliran
informasi yang diperlukan untuk menterjemahkan spesifikasi-spesifikasi desain
produk menjadi instruksi-instruksi pemrosesan. Dalam gambar dikemukakan bahwa
perencanaan proses atau analisa aliran proses menghasilkan prosedur-prosedur
proses dan perakitan, serta pemenuhan masalah-masalah penyeimbangan beban
kerja.[6]
1.
Analisis Bagan-bagan Proses
Bagan-bagan proses digunakan untuk
menggambarkan dan memperbaiki proses transformasi dalam sistem-sistem
produktif.
Perencanaan proses memerlukan
pemahaman tentang operasi-operasi sebagai suatu sistem produktif, adapun
langkah-langkah yang perlu di ambil dalam perencanaan proses adalah sebagai
berikut:
a.
Memutuskan tujuan-tujuan perencanaan, yaitu untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, kapasitas, atau semangat kerja karyawan.
b.
Memilih proses (sistem) produktif yang relevan, yaitu
operasi keseluruhan atau beberapa bagian operasi.
c.
Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang
dengan bantuan bagan-bagan proses dan pengukuran efisiensi.
d.
Mengembangkan desain proses yang diperbaiki melalui
perbaikan aliran-aliran proses dan/atau masukan-masukan yang digunakan.
e.
Mendapatkan persetujuan manajemen untuk desain proses
yang telah direvisi.
f.
Mengimplementasikan desain proses baru.
Gambar 2. Model aliran informasi desain produk
sampai produksi
Pada umumnya perencanaan dan
pengelolaan berbagai proses transformasi dilakukan dengan alat-alat bantu yang
berupa bagan-bagan. Berikut ini akan dibahas secara singkat berbagai macam
bagan yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan proses.
a.
Bagan-bagan Perakitan (Assembly Charts)
Bagan-bagan perakitan menunjukkan
kebutuhan-kebutuhan bahan dan urutan perakitan komponen-komponen yang merupakan
suatu perakitan mekanikal. Bagan ini dibuat biasanya untuk membantu
menggambarkan aliran bahan dan hubungan masing-masing komponen. Simbol-simbol
standar yang digunakan pada bagan adalah ○ untuk operasi-operasi dan □ untuk
inspeksi, seperti digambarkan dalam gambar 3. Dalam proses transformasi
kimiawi, alat bantu ini akan berupa serangkaian persamaan-persamaan kimiawi
yang merinci kombinasi atau isotop baru.
b.
Bagan-bagan Aliran Proses (Flow-Process Charts)
Bagan-bagan aliran proses (atau lebih
singkat disebut bagan proses) merinci proses ke dalam unsur-unsur dan
simbol-simbol seperti ditunjukkan dalam gambar 4. Dengan simbol-simbol
tersebut disusun bagian yang mencakup spesifikasi bagian-bagian proses, waktu
pengoperasian dan inspeksi, jarak transportasi (pemindahan) bahan atau jarak
yang harus ditempuh karyawan, serta spesifikasi kegiatan-kegiatan penundaan dan
penyimpanan. Jadi, bagan aliran proses memberikan petunjuk yang lengkap tentang
cara pelaksanaan suatu proses.
Gambar 5. adalah suatu contoh bagan aliran proses untuk
operasi pengambilan bahan makanan yang diperoleh dari bagian-bagian hasil bumi,
susu dan daging sebagai bagian pelayanan perusahaan terhadap pesanan-pesanan
para langganan.
Bagan aliran proses adalah peralatan
pokok perbaikan aliran bahan-bahan. Setelah penyusunan bagan proses, manajer
mungkin dapat mengkombinasikan operasi-operasi yang lain untuk meningkatkan
efisiensi keseluruhan. Sebaliknya, hal ini mungkin memerlukan perubahan-perubahan
layout, peralatan dan metode-metode kerja, atau bahkan mungkin
perubahan-perubahan desain produk.
Gambar 3. Bagan perakitan sepeda roda tiga
Operasi
(suatu tugas atau kegiatan kerja)
Transportasi
(pemindahan bahan dati satu tempat ke tempat lain)
Inspeksi
(pemeriksaan kuantitas dan kualitas produk)
Penundaan
atau delay (penundaan dalam urutan operasi-operasi)
Penyimpanan
atau storage (persediaan atau penyimpanan bahan-bahan menunggu operasi
selanjutnya).
|
Gambar 4. Simbol-simbol bagan aliran proses
Gambar 5. Bagan aliran–proses
c. Bagan Proses
Operasi-operasi (Operation Process Chart/Routing Sheet)
Bagan proses operasi-operasi mirip
dengan bagan perakitan, dengan perbedaan bahwa bagan proses operasi-operasi
mencakup spesifikasi-spesifikasi untuk bagian-bagian dan waktu-waktu
pengoperasian dan pemeriksaan. Routing sheet lebih terperinci daripada
bagan perakitan karena menunjukkan operasi-operasi dan routing yang
diperlukan untuk suatu bagian proses individual. Setiap operasi mesin atau
karyawan didaftar, begitu juga dengan berbagai peralatan dan perkakas yang
diperlukan. Jadi, bagan proses operasi-operasi atau routing sheet
memberikan petunjuk-petunjuk yang lebih lengkap tentang cara untuk memproduksi
suatu barang. Atau dengan kata lain, routing sheet menetapkan secara
tepat cara untuk memproduksi suatu barang dengan mengidentifikasikan peralatan
dan perkakas yang digunakan, operasi-operasi dan urutan yang harus diikuti,
serta estimasi waktu penyiapan dan waktu beroperasinya mesin. Gambar 6
menumjukkan contoh bentuk route sheet.
Gambar 6. Routing (operations
process) sheet
d. Bagan Operasi (Operation
Chart)
Bagan operasi menunjukkan spesifikasi
bagian-bagian pengoperasian dan pemeriksaan secara lebih terperinci. Setiap
bagan operasi menunjukkan gerakan-gerakan kedua tangan seorang karyawan secara
terperinci dalam setiap tahap suatu pekerjaan atau setiap bagian proses. Bagan
operasi dalam gambar 7 merupakan sebuah contoh yang menunjukkan
gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan dalam pekerjaan menandatangani
sebuah surat. Lingkaran kecil dalam gambar menunjukkan pekerjaan yang sedang
dilakukan.
Gambar 7. Bagan operasi
(penandatanganan sebuah surat)
e. Bagan Manusia –
Mesin (Man – Machine Chart) atau Bagan Kegiatan (Activity Chart)
Bagan kegiatan menunjukkan hubungan
antara operator dan mesin. Sebagai contoh, gambar 8 adalah suatu bagan
kegiatan untuk pekerjaan pembuatan minuman dengan alat pencampur otomatik pada
sebuah restaurant. Bagan menunjukkan apa yang sedang dikerjakan mesin dan apa
yang sedang dikerjakan karyawan pada setiap periode waktu. Dari bagan ini kita dapat
menentukan waktu menganggur operator dan mesin dan mengidentifikasikan
elemen-elemen setiap kegiatan karyawan dan mesin.
Gambar 8. Bagan kegiatan atau bagan
manusia – mesin (pencampuran suatu jenis makanan dalam sebuah pencampur)
Bagan manusia–mesin berguna dalam
perencanaan proses untuk membantu penentuan penggunaan yang terbaik dari dua
sumber daya penting perusahaan tersebut. Bila biaya-biaya waktu karyawan dan
mesin dapat di perkirakan, maka perencanaan proses dapat melakukan analisis ekonomik
terhadap berbagai kombinasi manusia–mesin alternatif dan memilih penugasan yang
terbaik. Jadi, dengan informasi ini, perencanaan proses dapat menentukan apakah
seorang operator dapat mengoperasikan mesin lain atau apakah ada kemungkinan
untuk mengubah metode penggunaan mesain atau penugasan karyawan agar lebih
efisien.
Hubungan-hubungan karyawan–mesin
digambarkan dengan menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
berbagai komponen tugas yang merupakan suatu siklus pekerjaan. Suatu siklus
adalah kepanjangan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu kombinasi
lengkap kegiatan-kegiatan kerja. Agar lebih jelas, kita gunakan sebuah contoh
berikut ini.
Contoh. Seorang operator pada
Perusahaan GR diperkirakan akan memerlukan waktu 2 menit untuk mengisi dan 1
menit untuk mengosongkan sebuah mesin cetak. Ada beberapa mesin yang mempunyai
tipe seperti ini, semuanya mengerjakan hal yang sama, dan waktu setiap mesin
berjalan secara otomatik adalah selama 4 menit. Biaya-biaya relevan
diperkirakan sebesar Rp.8.000 per jam untuk karyawan dan Rp.20.000 per jam
untuk setiap mesin.
1)
Susun suatu bagan manusia–mesin untuk situasi satu
karyawan, dua mesin yang paling efesien.
2)
Berapa waktu siklus?
3)
Berapa waktu menganggur karyawan per siklus?
4)
Berapa waktu menganggur total per siklus untuk kedua
mesin?
5)
Berapa biaya total per jam?
6)
Berapa biaya total per siklus?
7)
Berapa biaya waktu menganggur per jam?
Penyelesaian.
1)
Bila karyawan mulai dengan pengisian mesin 1, siklus
tidak akan mencapai keadaan efisien sampai menit ke sembilan. (gambar 9)
2)
Waktu siklus = 2 + 4 + 1 = 7 menit
3)
Waktu menganggur karyawan = 1 menit per siklus
4)
Mesin-mesin tidak menganggur (pada operasi keadaan tetap)
5)
Biaya total =
biaya karyawan + 2 (biaya setiap mesin)
= Rp.8.000 + 2
(Rp.20.000) = Rp.48.000 per jam
6)
Biaya per siklus
7)
Biaya waktu menganggur per jam
Gambar 9. Bagan manusia–mesin
f. Bagan Simo (Simo
Chart) atau Bagan Gerak Simultan (Simultanesus Maotion Chart)
Bagan simo mirip dengan bagan operasi.
Bagan ini juga menunjukkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan, tetapi
mencakup waktu setiap gerakan. Dengan teknik analisis waktu untuk setiap
gerakan, yang biasanya ditentukan melalui perhitungan suatu kerangka gerakan
kerja, kita dapat mengkombinasikan, menghilangkan atau mengubah gerakan dasar
untuk mengembangkan metode yang lebih baik. Contoh gambar 10, bagan simo
untuk penandatanganan sebuah surat.[7]
Gambar 10. Bagan simo (penandatanganan
sebuah surat)
2.
Penyeimbang Beban Kerja
Masalah penyeimbangan beban kerja yang
dihadapi perencanaan proses pada layout produk adalah berhubungan dengan
keseimbangan lini perakitan secara keseluruhan.. Tersedia teknik-teknik
simulasi yang dapat digunakan untuk menyusun proses-proses produksi sehingga
jumlah mesin dan personalia dapat diatur dan ditugaskan untuk berbagai operasi
secara tepat.[8]
Adapun metode deterministik yang
digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini, yaitu:
a. Metode-metode
penyeimbangan praktikal (practical balancing methods).
Konsep-konsep umum penyeimbangan lini
telah dilaksanakan dengan sejumlah metode praktis di berbagai industri besar.
Salah satu metode yang terkenal adalah COM-SOAL, yaitu metode komputer untuk
menyeimbangkan operasi-operasi dalam runtutan lini perakitan. Metode komputer
lainnya adalah MALB, yang dikembangkan atas dasar perbaikan teknik pembebanan
setiap posisi dalam seluruh runtutan operasi.
b. Teknik-teknik
penyeimbang bantuan (auxiliary balancing techniques).
Bila suatu tahap operasi memerlukan
waktu lebih lama, manajemen perlu meneliti apakah kegiatan-kegiatan tersebut
dapat dikurangi waktunya. Pemecahan ketidak-seimbangan ini dapat dilakukan
dengan menempatkan operator-operator yang cepat dan atau/ penambahan
mesin-mesin pada operasi-operasi dengan waktu lebih lama, atau menggabungkan
beberapa operasi yang terlalu cepat menjadi satu bagian.[9]
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi proses atau
transformasi adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi
barang dan jasa.
Adapun tipe-tipe strategi proses, meliputi:
1.
Fokus Pada Proses
2. Fokus Berulang
3. Fokus Pada Produk
4. Fokus Mass
Customization
Perencanaan
proses berkenaan dengan perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan
memproduksi produk yang akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan.
Adapaun analisis bagan-bagan proses,
adalah bagan-bagan proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki proses
transformasi dalam sistem-sistem produktif, meliputi:
1. Bagan-bagan Perakitan (Assembly
Charts)
2. Bagan-bagan Aliran Proses (Flow-Process
Charts)
3. Bagan Proses Operasi-operasi (Operation
Process Chart/Routing Sheet)
4. Bagan Operasi (Operation
Chart)
5. Bagan Manusia – Mesin (Man
– Machine Chart)
6. Bagan Simo (Simo Chart)
Adapun
masalah pembebanan pada layout proses menyangkut keseimbangan
karyawan–mesin secara individual. Tersedia teknik-teknik simulasi yang dapat
digunakan untuk menyusun proses-proses produksi sehingga jumlah mesin dan
personalia dapat diatur dan ditugaskan untuk berbagai operasi secara tepat.
Adapun metode deterministik yang
digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini, yaitu:
1. Metode-metode
penyeimbangan praktikal (practical balancing methods).
2. Teknik-teknik
penyeimbang bantuan (auxiliary balancing techniques).
B. Penutup
Demikian makalah
yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah
pengetahuan bagi semua. Amiiinn..
IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen
Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
2. Darman, Manajemen
Operasional, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000
[6] T. Hani Handoko, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hlm.
139-140
No comments:
Post a Comment