Tuesday, December 10, 2013

PERHITUNGAN SAHAM DAN APLIKASINYA



PERHITUNGAN SAHAM DAN APLIKASINYA


Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu :  Siti Amaroh, SE., M.Si



STAIN 3
 











Disusun Oleh :
Nama        : AHMAD KHOIRUL BADAR
NIM         : 210 205

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seorang investor harus memutuskan kapan dan ke mana akan menginvestasikan pendapatan yang diperolehnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan tertinggi yang mungkin diperoleh. Untuk mengevaluasi, membandingkan, dan memilih proyek untuk mendapatkan return (imbal hasil) maksimum atau kekayaan maksimum dari pemegang saham diukur dengan keuntungan dan kekayaan maksimum yang direfleksikan dalam harga saham.
Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham. Selain itu, investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli  atau dijual.
Dengan perkembangan saham yang begitu pesat sekarang ini, maka belakangan ini saham banyak menarik minat pengelola media cetak (penerbitan) mengalokasikan halaman yang cukup untuk memuat berita atau halaman  yang berkaitan dengan perkembangan saham.
Berangkat dari hal diatas, maka dalam makalah ini kami memutuskan pembahasan dan mengangkat judul “Perhitungan Saham dan Aplikasinya”.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian saham?
2.    Apa saja manfaat yang diperoleh dari kepemilikan saham?
3.    Apa saja jenis-jenis saham?
4.    Bagaimana karakteristik saham itu sendiri?
5.    Apa saja macam-macam nilai dari suatu saham?
6.    Bagaimana cara penilaian saham?
7.    Bagaimana contoh aplikasi saham?
8.    Bagaimana mekanisme perdagangan saham di Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN
PERHITUNGAN SAHAM DAN APLIKASINYA

A.      Pengertian Saham
Saham adalah tanda penyerahan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).[1] Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market). Contoh surat saham:[2]
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/a/ac/Surat_Saham_CV.Sejahtera.jpg/250px-Surat_Saham_CV.Sejahtera.jpg

B.       Manfaat yang Diperoleh dari Kepemilikan Saham
1.    Dividen, adalah bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang biasanya dibagikan pada akhir tahun buku.
2.    Capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham.
3.    Manfaat non-finansial, yaitu mempunyai hak suara dalam menentukan arah dan kebijakan peerusahaan.[3]

C.      Jenis-jenis Saham
Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu
1.    Saham biasa (common stock)
Saham biasa (common stock) merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya (emiten), emiten ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
2.    Saham preferen/istimewa (preferred stock)
Saham preferen/istimewa (preferred stock) merupakan surat penyertaan kepemilikan (saham) yang mempunyai preferensi (keistimewaan) tertentu dibanding saham biasa.[4]
Perbedaan kedua saham di atas berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima dividen, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.[5] Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.[6]
Perbedaan yang lain mengenai saham adalah saham atas nama (register stocks) dan saham atas unjuk (bearer stocks). Saham atas nama (register stocks) adalah yang berhak atas nilai saham sesuai dengan nama yang tercantum dalam saham tersebut. Sedangkan saham atas unjuk (bearer stocks) adalah yang berhak atas nilai saham tersebut pemegang saham tersebut dan tidak harus nama yang tertera pada saham tersebut sebagai pemegang saham.[7]

D.      Karakteristik Saham
1.    Saham Biasa, memiliki karakteristik:
a.    Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
b.    Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
c.    Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.[8]
d.   Kemampuan memberikan keuntungan (return of return) yang tidak terhingga, tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya.[9]
2.    Saham Preferen/Istimewa, memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.    Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hak likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b.    Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap.
c.    Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas.
d.   Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS.[10]
e.    Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda.
f.     Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen.
g.    dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.
h.    Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk.[11]
i.      Harga dari saham preferen relatif stabil.[12]

E.       Macam-macam Nilai Pada Suatu Saham
1.    Nilai Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
2.    Nilai Efektif
Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham tersebut di perdagangkan di bursa.
3.    Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham pada saat dilikuidasi.[13]
4.    Nilai buku (Book Value)
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham. Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
5.    Nilai pasar (Market Value)
Harga saham di bursa saham pada saat tertentu. Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.[14]
F.       Penilaian Saham
Nilai suatu aset seperti saham, dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: cash flow aset, tingkat pertumbuhan cash flow, dan resiko atau ketidakpastian dari cash flow.
1.    Penilaian Pada Saham Biasa
Harga saham biasa sebagian besar ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: dividen tahunan, pertumbuhan dividen, dan tingkat diskonto. Berikut ini adalah prosedur untuk menentukan nilai dari saham biasa.
a.    Menilai saham tanpa pertumbuhan dividen yang konstan
Misalkan D adalah dividen tahunan yang konstan, Ks adalah imbal hasil  yang diharapkan, P0 adalah harga saham biasa. Harga saham biasa pada masa yang akan datang dapat dihitung dengan rumus:
Perlu dicatat bahwa rumus di atas ini merupakan persamaan umum yang dapat pula digunakan untuk saham preferen. Perbedaannya hanya pada nilai imbal hasil yang diharapkan (Ks) dari saham biasa yang bergantung pada resiko pada sebagian saham biasa. Persamaan di atas lebih lanjut dapat disederhanakan menjadi:
Contoh masalah, saham biasa tanpa pertumbuhan dividen:
Perusahaan membayar dividen tahunan sebesar Rp. 300 per lembar saham, anggap tidak terdapat pertumbuhan dividen di masa depan, dan imbal hasil yang diharapkan 12%. Berapa seharusnya harga saham biasa?
Solusi:[15]
b.    Menilai saham dengan pertumbuhan dividen yang konstan
Dividen suatu perusahaan dapat naik dengan tingkat yang tetap pada basis tahunan. Misalnya, jika dividen terakhir adalah Rp. 200 dan dividen tumbuh menjadi 5% setiap tahun, maka dividen tahun depan menjadi Rp. 210.
Rp. 200 (1 + 0,05) = Rp. 200 (1,05) = Rp. 210
Dividen pada tahun kedua menjadi Rp. 220,50
Rp. 200 (1 + 0,05) (1 + 0,05) = Rp. 200 (1,05)2 = Rp. 220,50
Harga saham biasa dengan tingkat tingkat pertumbuhan yang konstan dapat pula ditentukan jika dividen masa depan didiskontokan pada imbal hasil (Ks) yang konstan. Rumusnya adalah:
Pada persamaan ini, D0 = (1 + g)1 adalah dividen pada tahun 1, D0 = (1 + g)2 adalah dividen di tahun 2, begitu seterusnya. MJ. Gordon, seorang prionir pada bidang keuangan, menyederhanakan persamaan di atas menjadi:
Dimana:      D0 = pembayaran dividen terakhir per lembar saham
                    D1 = dividen yg diharapkan perlembar saham pada tahun 1
                    Ks = required rate of return
                    g   = pertumbuhan tingkat dividen
Persamaan ini dalam literatur keuangan disebut dengan model Gordon
Contoh masalah, saham biasa dengan pertumbuhan dividen yang konstan:
Pembayaran dividen terakhir oleh suatu perusahaan adalah Rp. 180 per lembar saham. Perusahaan tersebut berniat untuk menaikkan dividen tahunan pada rate 6%. Dengan asumsi imbal hasil 11%, tentukan aetimasi harga saham tersebut.
Solusi. Dengan model Gordon, perhitungannya:[16]
c.    Penilaian saham dengan pertumbuhan dividen yang tidak menentu
Perusahaan umunya memiliki tingkat pertumbuhan dividen yang tidak menentu dalam beberapa tahun awalnya dan kemudian menjadi normal dan memiliki tingkat pertumbuhan yang konstan.
Ketika saham biasa memiliki dua atau lebih tingkat pertumbuhan dividen yang berbeda, dividen masa depan harus dihitung secara terpisah. Dividen yang diproyeksikan ini harus didiskontokan kembali ke masa sekarang, dan akhirnya semua present value ditambahkan secara bersama-sama.
Contoh masalah:
Perusahaan tahun lalu membayar dividen sebanyak Rp. 400 per lembar sahamnya. Diharapkan bahwa dividen akan bertumbuh 29% setiap tahun selama tiga tahun ke depan dan kemudian menurun ke tingkat normal 6%. Dengan asumsi imbal hasil sebesar 12%, tentukan estimasi harga saham biasa saat ini.
Solusi:
Tahun
Pendapatan
PVIF 12%P
Resent Value Pendapatan
1
D1 = Rp. 480
0,8929
Rp. 429
2
D2 = Rp. 576
0,7972
Rp. 459
3
D3 = Rp. 691
0,7118
Rp. 492

P3 = Rp. 12.208
0,7118
Rp. 8.690


Total PV
Rp. 10.070
Pada tabel di atas, D1, D2, D3 atau dividen pada tahun 1, 2, 3 di harapkan tumbuh sebesar 29%. Harga saham pada tahun 3 (Ps) adalah:[17]
d.   Penilaian saham dengan pertumbuhan dividen nol
Penilaian saham dengan pertumbuhan dividen nol, artinya tidak ada pertumbuhan dividen. Dividen yang dibayar setiap tahunnya akan konstan pada jumlah tertentu. Nilai saham dihitung berdasarkan nilai sekarang (present value) dari dividen yang diharapkan. Formula nilai saham dengan pertumbuhan dividen nol adalah sebagai berikut:
Di mana:
P0 = nilai saham, atau harga pasar aktual pada saat ini
D  = dividen saham biasa yang diharapkan oleh invertor per tahun
Ks = tingkat pengembalian minimum yang disyaratkan atas saham
n   = umur saham pada tahun ke-n
Formula perhitungan nilai saham tersebut di atas dapat disederhanakan menjadi:
Contoh masalah:
PT “AMRO” akan membagikan dividen atas sahamnya sebesar Rp. 500 per lembar setiap tahun. Dividen ini tidak mengalami pertumbuhan (pertumbuhan nol). Tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 10%. Maka nilai sahamnya adalah:[18]

2.    Penilaian Pada Saham Preferen
Karena sifatnya yang fleksibel, maka kemampuan untuk mengestimasi nilai saham preferen perusahaan tertutup  tergantung kepada pengalaman menganalisis dan penilaian subjektif.[19]
Pemegang saham preferen menerima dividen tetap dari perusahaan. Saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, saham preferen dapat dianggap perpetuitas. Nilai saham preferan dapat pula ditentukan dengan mendiskontokan present value dividennya terhadap periode waktu:
Di mana           VP = nilai pasar saham preferen
                                    D  = dividen tetap
                                    K  = tingkat diskonto
Persamaan ini dapat ditulis dengan cara yang lebih sederhana:
Nilai saham preferen diketahui jika dividen dan tingkat diskonto diketahui.
Contoh masalah, menentukan nilai saham preferen:
Perusahaan PQR mengeluarkan saham preferen yang setiap sahamnya memberikan dividen tahunan sebesar Rp. 200, tingkat diskonto untuk saham preferen serupa di pasar adalah 10%. Tentukan nilai saham preferen yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
Solusi:[20]

G.      Aplikasi
Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan 1 lot. Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the counter. Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:
1.    Meningkatnya nilai kapital (capital gain).
2.    Mendapatkan dividen.
Penawaran Saham Perusahaan kepada masyarakat pertama kali sebelum listing di bursa dinamakan Initial Public Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar (listing) dan perusahaan ingin menambah saham beredar dengan memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk membelinya dinamakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan sebutan Right Issue.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual listing saham di Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal dengan American Depositary Receipt (ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada. Seperti saat krisis moneter pada tanggal 15 September 1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai 292,12 poin. Pada bulan September pula, IHSG mencapai nilai terendah yaitu 254 poin. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value. Dalam periode 2002-2007, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali memecahkan rekor. Contohnya pada tahun 2006 dan tahun 2007 IHSG memposisikan dirinya sebagai salah satu indeks yang memiliki kinerja terbaik dunia (peringkat 2 setelah Cina, mencapai level 2.745,826 poin). Pada tanggal 11 Desember 2007, IHSG mencapai level 2.810,262 poin sekaligus menorehkan sejarah sebagai level indeks tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Selain itu, IHSG mengalami peningkatan rata-rata tahunan sebesar 42,18% sebagai pergerakan indeks tertinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks di Asia.[21]
Untuk mendapatkan keuntungan dapat menggunakan prinsip beli murah, jual mahal (buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang tepat, harus membeli saham pada saat harga berada pada SL (Support Level) dan menjual saham pada saat harga diperkirakan berada pada RL (Resistance Level). Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya, pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode saham ini adalah kecepatan memperoleh informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah yang punya potensi cukup besar untuk memetik keuntungan, sementara yang belakangan hanya kebagian sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah lagi. Para ahli meyakini bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL yang baru. Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru. Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL dan RL yang terjadi.[22]

H.      Mekanisme Perdagangan Saham Di Indonesia
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/80/Mekanisme_perdagangan_saham_Indonesia.jpg/300px-Mekanisme_perdagangan_saham_Indonesia.jpg
Gambar. Bagan mekanisme perdagangan saham
Pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada perusahaan efek dahulu. Investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya. Jumlah yang disetorkan bervariasi. Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham tidak ada tapi di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 500 lembar atau 1 lot, misalnya harga saham perusahaan XYZ senilai Rp 100,00 maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot sama dengan Rp 50.000,00 (500 lembar dikali Rp 100,00). Transaksi penjualan atau pembelian dapat dilakukan pada Hari Bursa. Mekanisme perdagangan, secara sistematis sebagai berikut:
Perdagangan saham di BEJ (transaksi bursa) dapat dilakukan melalui salah satu dari tiga pasar berikut:
1.    Pasar Reguler
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T + 3).
2.    Pasar Reguler Tunai
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T + 0).
3.    Pasar Negosiasi
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan berdasarkan tawar-menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (non-continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli. Selanjutnya hasil kesepakatan tersebut diproses melalui JATS.[23]
Tempat Perdagangan
Tempat lain untuk membeli saham selain IDX/Indonesia Stock Exchange (Indonesia), yaitu Nasdaq/Nasdaq Stock Market (Amerika Serikat), NYSE/New York Stock Exchange (New York), SEAQ/Stock Exchange Automated Quotations (London), Euronext (merger pasar saham antara negara Paris, Amsterdam, dan Brussels), TSE/Tokyo Stock Exchange (Tokyo), SGX/Singapore Exchange (Singapura) dan tempat lainnya (terdapat kurang lebih 69 tempat perdagangan/bursa saham di seluruh dunia).[24]
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Saham adalah tanda penyerahan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT), yang merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu: Saham biasa (common stock), dan Saham preferen/istimewa (preferred stock).
Harga saham biasa akan menurun jika tingkat diskonto (Ks) menaik. Dan juga walaupun dividen tahunan saham preferen adalah konstan, harga saham dapat berubah, harga saham preferen akan meningkat jika tingkat diskonto pasar menurun.
Perdagangan saham di BEJ (transaksi bursa) dapat dilakukan melalui salah satu dari tiga pasar berikut: Pasar Reguler, Pasar Reguler Tunai, dan Pasar Negosiasi. Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan 1 lot. Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the counter.
Dengan analisa harga saham yang tepat, harus membeli saham pada saat harga berada pada SL (Support Level) dan menjual saham pada saat harga diperkirakan berada pada RL (Resistance Level). Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya, pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode saham ini adalah kecepatan memperoleh informasi.

B.       Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah bagi semua. Amiiinn..

DAFTAR PUSTAKA

1.        Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002
2.        Martono dan Agus Harjito, Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta, 2002
3.        Sawidji Widoatmodjo, Pengantar Menjadi Investor Profesional, PT Elex Media Komputento (Kelompok GRAMEDIA), Jakarta, 2005
4.        Ktut Silvania Mangani, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta, 2009
5.        Ferdinand D. Saragih, Adler H. Manurung, dan Jonni Manurung, Dasar-dasar Keuangan Bisnis Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo (Kelompok KOMPAS GRAMEDIA), Jakarta, 2005
6.        Agus Prawoto, Penilaian Usaha, BPFE, Yogyakarta, 2004
7.        Abdul Halim, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005



[1] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 188
[3] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Op. Cit, hlm. 188-189
[4] Martono dan Agus Harjito, Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, hlm. 41-42
[5] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Op. Cit, hlm. 189
[7] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Op. Cit, hlm. 190
[9] Sawidji Widoatmodjo, Pengantar Menjadi Investor Profesional, PT Elex Media Komputento (Kelompok GRAMEDIA), Jakarta, 2005, hlm. 67
[10] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Op. Cit, hlm. 189
[12] Ktut Silvania Mangani, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta, 2009, hlm. 105
[13] Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Op. Cit, hlm. 189
[15] Ferdinand D. Saragih, Adler H. Manurung, dan Jonni Manurung, Dasar-dasar Keuangan Bisnis Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo (Kelompok KOMPAS GRAMEDIA), Jakarta, 2005, hlm. 54
[16] Ibit, hlm. 54-56
[17] Ibit, hlm. 56-57
[18] Martono dan Agus Harjito, Op. Cit, hlm. 43-44
[19] Agus Prawoto, Penilaian Usaha, BPFE, Yogyakarta, 2004, hlm. 193
[20] Ferdinand D. Saragih, Adler H. Manurung, dan Jonni Manurung, Op. Cit, hlm. 52-53
[23] Abdul Halim, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005, hlm. 8

2 comments:

  1. gan gambarnya ko gak muncul,? sayang bgt pdhal udh bagus,..

    ReplyDelete
  2. mantap artikel tentang saham nya mas gan. terimakasih banyak

    ReplyDelete