PERHITUNGAN SAHAM DAN APLIKASINYA
Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu : Siti Amaroh,
SE., M.Si
Disusun Oleh :
Nama : AHMAD KHOIRUL BADAR
NIM : 210 205
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang
investor harus memutuskan kapan dan ke mana akan menginvestasikan pendapatan
yang diperolehnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan tertinggi yang
mungkin diperoleh. Untuk mengevaluasi, membandingkan, dan memilih proyek untuk
mendapatkan return (imbal hasil) maksimum atau kekayaan maksimum dari
pemegang saham diukur dengan keuntungan dan kekayaan maksimum yang
direfleksikan dalam harga saham.
Sebagai investor
harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham. Selain itu, investor
harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan
dibeli atau dijual.
Dengan
perkembangan saham yang begitu pesat sekarang ini, maka belakangan ini saham banyak
menarik minat pengelola media cetak (penerbitan) mengalokasikan halaman yang
cukup untuk memuat berita atau halaman
yang berkaitan dengan perkembangan saham.
Berangkat
dari hal diatas, maka dalam makalah ini kami memutuskan pembahasan dan
mengangkat judul “Perhitungan Saham dan Aplikasinya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian saham?
2. Apa saja manfaat yang diperoleh dari kepemilikan
saham?
3. Apa saja jenis-jenis saham?
4. Bagaimana karakteristik saham itu sendiri?
5. Apa saja macam-macam nilai dari suatu saham?
6. Bagaimana cara penilaian saham?
7. Bagaimana contoh aplikasi saham?
8. Bagaimana mekanisme perdagangan saham di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
PERHITUNGAN SAHAM DAN APLIKASINYA
A. Pengertian Saham
Saham adalah tanda penyerahan modal pada
suatu Perseroan Terbatas (PT).[1]
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)
dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi.
Saham dijual melalui pasar primer
(primary market) atau pasar sekunder
(secondary market). Contoh surat saham:[2]
B. Manfaat yang Diperoleh dari Kepemilikan Saham
1. Dividen,
adalah bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang
biasanya dibagikan pada akhir tahun buku.
2. Capital gain, yaitu keuntungan yang
diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham.
3. Manfaat
non-finansial, yaitu mempunyai hak suara dalam menentukan arah dan kebijakan
peerusahaan.[3]
C. Jenis-jenis Saham
Saham yang diterbitkan emiten ada 2
macam, yaitu
Saham biasa (common stock) merupakan surat
bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang
mengeluarkannya (emiten), emiten ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
Saham preferen/istimewa (preferred
stock) merupakan surat penyertaan kepemilikan (saham) yang mempunyai
preferensi (keistimewaan) tertentu dibanding saham biasa.[4]
Perbedaan kedua saham di atas berdasarkan
pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima dividen,
memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua
kewajiban-kewajiban perusahaan.[5]
Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki
karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya
memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu,
tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis,
seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan
keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.[6]
Perbedaan yang lain mengenai saham
adalah saham atas nama (register stocks) dan saham atas unjuk (bearer
stocks). Saham atas nama (register stocks) adalah yang berhak atas
nilai saham sesuai dengan nama yang tercantum dalam saham tersebut. Sedangkan
saham atas unjuk (bearer stocks) adalah yang berhak atas nilai saham
tersebut pemegang saham tersebut dan tidak harus nama yang tertera pada saham
tersebut sebagai pemegang saham.[7]
D. Karakteristik Saham
1. Saham
Biasa, memiliki karakteristik:
b. Hak
didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
c. Tanggung
jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.[8]
d. Kemampuan
memberikan keuntungan (return of return) yang tidak terhingga,
tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya.[9]
2. Saham
Preferen/Istimewa, memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Hak
utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hak likuidasi berhak menerima
pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Penghasilan
tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang
tetap.
c. Jangka
waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai
jangka waktu yang tidak terbatas.
d. Tidak
mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara
dalam RUPS.[10]
e. Memiliki
berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda.
f. Tagihan
terhadap aktiva
dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal
pembagian dividen.
g. dividen
kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan
pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.
h. Konvertibilitas,
dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan
organisasi penerbit terbentuk.[11]
i. Harga
dari saham preferen relatif stabil.[12]
E. Macam-macam Nilai Pada Suatu Saham
1. Nilai
Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang
tercantum pada saham tersebut.
2. Nilai
Efektif
Nilai efektif adalah nilai yang tercantum
pada kurs resmi kalau saham tersebut di perdagangkan di bursa.
3. Nilai
Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham pada
saat dilikuidasi.[13]
4. Nilai
buku (Book Value)
Nilai buku per lembar saham adalah nilai
aktiva bersih (net assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu
lembar saham. Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
5. Nilai
pasar (Market Value)
Harga saham di bursa saham pada saat
tertentu. Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di
pasar bursa.[14]
F. Penilaian Saham
Nilai suatu aset seperti saham,
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: cash flow aset, tingkat
pertumbuhan cash flow, dan resiko atau ketidakpastian dari cash flow.
1. Penilaian
Pada Saham Biasa
Harga saham biasa sebagian besar
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: dividen tahunan, pertumbuhan dividen, dan
tingkat diskonto. Berikut ini adalah prosedur untuk menentukan nilai dari saham
biasa.
a. Menilai
saham tanpa pertumbuhan dividen yang konstan
Misalkan D adalah dividen tahunan yang
konstan, Ks adalah imbal hasil yang
diharapkan, P0 adalah harga saham biasa. Harga saham biasa pada masa
yang akan datang dapat dihitung dengan rumus:
Perlu
dicatat bahwa rumus di atas ini merupakan persamaan umum yang dapat pula
digunakan untuk saham preferen. Perbedaannya hanya pada nilai imbal hasil yang
diharapkan (Ks) dari saham biasa yang bergantung pada resiko pada sebagian
saham biasa. Persamaan di atas lebih lanjut dapat disederhanakan menjadi:
Contoh
masalah, saham biasa tanpa pertumbuhan dividen:
Perusahaan membayar dividen tahunan
sebesar Rp. 300 per lembar saham, anggap tidak terdapat pertumbuhan dividen di
masa depan, dan imbal hasil yang diharapkan 12%. Berapa seharusnya harga saham
biasa?
Solusi:[15]
b. Menilai
saham dengan pertumbuhan dividen yang konstan
Dividen suatu perusahaan dapat naik
dengan tingkat yang tetap pada basis tahunan. Misalnya, jika dividen terakhir
adalah Rp. 200 dan dividen tumbuh menjadi 5% setiap tahun, maka dividen tahun
depan menjadi Rp. 210.
Rp. 200 (1 + 0,05) = Rp. 200 (1,05) = Rp.
210
Dividen pada tahun kedua menjadi Rp.
220,50
Rp. 200 (1 + 0,05) (1 + 0,05) = Rp. 200
(1,05)2 = Rp. 220,50
Harga saham biasa dengan tingkat tingkat
pertumbuhan yang konstan dapat pula ditentukan jika dividen masa depan
didiskontokan pada imbal hasil (Ks) yang konstan. Rumusnya adalah:
Pada persamaan ini, D0 = (1 +
g)1 adalah dividen pada tahun 1, D0 = (1 + g)2
adalah dividen di tahun 2, begitu seterusnya. MJ. Gordon, seorang prionir pada
bidang keuangan, menyederhanakan persamaan di atas menjadi:
Dimana: D0 = pembayaran dividen
terakhir per lembar saham
D1 = dividen yg
diharapkan perlembar saham pada tahun 1
Ks = required rate of
return
g = pertumbuhan tingkat dividen
Persamaan
ini dalam literatur keuangan disebut dengan model Gordon
Contoh
masalah, saham biasa dengan pertumbuhan dividen yang konstan:
Pembayaran dividen terakhir oleh suatu
perusahaan adalah Rp. 180 per lembar saham. Perusahaan tersebut berniat untuk
menaikkan dividen tahunan pada rate 6%. Dengan asumsi imbal hasil 11%, tentukan
aetimasi harga saham tersebut.
Solusi.
Dengan model Gordon, perhitungannya:[16]
c. Penilaian
saham dengan pertumbuhan dividen yang tidak menentu
Perusahaan umunya memiliki tingkat
pertumbuhan dividen yang tidak menentu dalam beberapa tahun awalnya dan kemudian
menjadi normal dan memiliki tingkat pertumbuhan yang konstan.
Ketika saham biasa memiliki dua atau
lebih tingkat pertumbuhan dividen yang berbeda, dividen masa depan harus
dihitung secara terpisah. Dividen yang diproyeksikan ini harus didiskontokan
kembali ke masa sekarang, dan akhirnya semua present value ditambahkan
secara bersama-sama.
Contoh
masalah:
Perusahaan tahun lalu membayar dividen
sebanyak Rp. 400 per lembar sahamnya. Diharapkan bahwa dividen akan bertumbuh
29% setiap tahun selama tiga tahun ke depan dan kemudian menurun ke tingkat
normal 6%. Dengan asumsi imbal hasil sebesar 12%, tentukan estimasi harga saham
biasa saat ini.
Solusi:
Tahun
|
Pendapatan
|
PVIF
12%P
|
Resent
Value Pendapatan
|
1
|
D1
= Rp. 480
|
0,8929
|
Rp.
429
|
2
|
D2
= Rp. 576
|
0,7972
|
Rp.
459
|
3
|
D3
= Rp. 691
|
0,7118
|
Rp.
492
|
|
P3
= Rp. 12.208
|
0,7118
|
Rp.
8.690
|
|
|
Total
PV
|
Rp.
10.070
|
Pada tabel di atas, D1, D2,
D3 atau dividen pada tahun 1, 2, 3 di harapkan tumbuh sebesar 29%.
Harga saham pada tahun 3 (Ps) adalah:[17]
d. Penilaian
saham dengan pertumbuhan dividen nol
Penilaian saham dengan pertumbuhan dividen
nol, artinya tidak ada pertumbuhan dividen. Dividen yang dibayar setiap
tahunnya akan konstan pada jumlah tertentu. Nilai saham dihitung berdasarkan
nilai sekarang (present value) dari dividen yang diharapkan. Formula
nilai saham dengan pertumbuhan dividen nol adalah sebagai berikut:
Di
mana:
P0
= nilai saham, atau harga pasar aktual pada saat ini
D
= dividen saham biasa yang diharapkan
oleh invertor per tahun
Ks
= tingkat pengembalian minimum yang disyaratkan atas saham
n = umur saham pada tahun ke-n
Formula perhitungan nilai saham tersebut
di atas dapat disederhanakan menjadi:
Contoh
masalah:
PT “AMRO” akan membagikan dividen atas
sahamnya sebesar Rp. 500 per lembar setiap tahun. Dividen ini tidak mengalami
pertumbuhan (pertumbuhan nol). Tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar
10%. Maka nilai sahamnya adalah:[18]
2. Penilaian
Pada Saham Preferen
Karena sifatnya yang fleksibel, maka
kemampuan untuk mengestimasi nilai saham preferen perusahaan tertutup tergantung kepada pengalaman menganalisis dan
penilaian subjektif.[19]
Pemegang saham preferen menerima dividen
tetap dari perusahaan. Saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Oleh
karena itu, saham preferen dapat dianggap perpetuitas. Nilai saham preferan
dapat pula ditentukan dengan mendiskontokan present value dividennya
terhadap periode waktu:
Di
mana VP = nilai pasar
saham preferen
D = dividen tetap
K = tingkat diskonto
Persamaan
ini dapat ditulis dengan cara yang lebih sederhana:
Nilai
saham preferen diketahui jika dividen dan tingkat diskonto diketahui.
Contoh
masalah, menentukan nilai saham preferen:
Perusahaan PQR mengeluarkan saham
preferen yang setiap sahamnya memberikan dividen tahunan sebesar Rp. 200,
tingkat diskonto untuk saham preferen serupa di pasar adalah 10%. Tentukan
nilai saham preferen yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
Solusi:[20]
G. Aplikasi
Masyarakat dapat membeli saham biasa di
bursa efek via broker.
Di Indonesia,
pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga
dengan 1 lot.
Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the
counter. Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk
mendapatkan keuntungan dengan cara:
1. Meningkatnya
nilai kapital (capital gain).
2. Mendapatkan
dividen.
Penawaran Saham Perusahaan kepada
masyarakat pertama kali sebelum listing di bursa dinamakan Initial Public
Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar (listing) dan
perusahaan ingin menambah saham beredar dengan memberikan hak terlebih dahulu
kepada pemegang saham lama untuk membelinya dinamakan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan sebutan Right Issue.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual
listing saham di Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang
diperjualbelikan di NYSE
tersebut biasa dikenal dengan American Depositary Receipt (ADR). Harga
saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada.
Seperti saat krisis moneter pada tanggal 15 September 1998, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
juga merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai
292,12 poin. Pada bulan September pula, IHSG mencapai nilai terendah yaitu 254
poin. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value.
Dalam periode 2002-2007, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali
memecahkan rekor. Contohnya pada tahun 2006 dan tahun 2007 IHSG memposisikan
dirinya sebagai salah satu indeks
yang memiliki kinerja terbaik dunia (peringkat 2 setelah Cina,
mencapai level 2.745,826 poin). Pada tanggal 11 Desember 2007, IHSG mencapai
level 2.810,262 poin sekaligus menorehkan sejarah sebagai level indeks
tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Selain itu, IHSG mengalami peningkatan
rata-rata tahunan sebesar 42,18% sebagai pergerakan indeks tertinggi
dibandingkan dengan peningkatan indeks di Asia.[21]
Untuk mendapatkan keuntungan dapat
menggunakan prinsip beli murah, jual mahal (buy low sell high). Jadi, dengan
analisa harga saham yang tepat, harus membeli saham pada saat harga berada pada
SL (Support Level) dan menjual
saham pada saat harga diperkirakan berada pada RL (Resistance
Level). Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin
banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya,
pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode saham
ini adalah kecepatan memperoleh informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL
dan RL inilah yang punya potensi cukup besar untuk memetik keuntungan,
sementara yang belakangan hanya kebagian sisanya saja, atau malah rugi karena
sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah lagi. Para ahli meyakini bahwa jika SL
ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL yang baru. Begitu pula jika
RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru. Semakin besar volume
perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL dan RL yang terjadi.[22]
H. Mekanisme Perdagangan Saham Di Indonesia
Gambar.
Bagan mekanisme perdagangan saham
Pertama yang perlu dilakukan adalah
investor harus menjadi nasabah pada perusahaan efek dahulu. Investor membuka
rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25 juta, sementara yang lain
mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya. Jumlah yang disetorkan
bervariasi. Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham
tidak ada tapi di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 500 lembar atau 1 lot,
misalnya harga saham perusahaan XYZ senilai Rp 100,00 maka dana minimal yang
dibutuhkan untuk membeli satu lot sama dengan Rp 50.000,00 (500 lembar dikali
Rp 100,00). Transaksi penjualan atau pembelian dapat dilakukan pada Hari Bursa.
Mekanisme perdagangan, secara sistematis sebagai berikut:
Perdagangan saham di BEJ (transaksi
bursa) dapat dilakukan melalui salah satu dari tiga pasar berikut:
1. Pasar
Reguler
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah
terjadinya Transaksi Bursa (T + 3).
2. Pasar
Reguler Tunai
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan
terjadinya Transaksi Bursa (T + 0).
3. Pasar
Negosiasi
Pasar di mana perdagangan dilaksanakan
berdasarkan tawar-menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang
yang berkesinambungan (non-continuous auction market) dan
penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli.
Selanjutnya hasil kesepakatan tersebut diproses melalui JATS.[23]
Tempat
Perdagangan
Tempat lain untuk membeli saham selain IDX/Indonesia Stock
Exchange (Indonesia),
yaitu Nasdaq/Nasdaq Stock Market (Amerika Serikat),
NYSE/New York Stock Exchange (New York),
SEAQ/Stock Exchange
Automated Quotations (London),
Euronext
(merger pasar saham antara negara Paris,
Amsterdam,
dan Brussels),
TSE/Tokyo Stock Exchange (Tokyo),
SGX/Singapore Exchange (Singapura)
dan tempat lainnya (terdapat kurang lebih 69 tempat perdagangan/bursa saham di
seluruh dunia).[24]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saham adalah tanda penyerahan modal pada
suatu Perseroan Terbatas (PT), yang merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam
berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Saham yang diterbitkan emiten ada 2
macam, yaitu: Saham biasa (common stock), dan Saham preferen/istimewa
(preferred stock).
Harga saham biasa akan menurun jika
tingkat diskonto (Ks) menaik. Dan juga walaupun dividen tahunan
saham preferen adalah konstan, harga saham dapat berubah, harga saham preferen
akan meningkat jika tingkat diskonto pasar menurun.
Perdagangan saham di BEJ (transaksi
bursa) dapat dilakukan melalui salah satu dari tiga pasar berikut: Pasar
Reguler, Pasar Reguler Tunai, dan Pasar Negosiasi. Masyarakat dapat membeli
saham biasa di bursa efek via broker.
Di Indonesia,
pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga
dengan 1 lot.
Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the
counter.
Dengan analisa harga saham yang tepat,
harus membeli saham pada saat harga berada pada SL (Support Level) dan menjual
saham pada saat harga diperkirakan berada pada RL (Resistance
Level). Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin
banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan memanfaatkannya,
pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode saham
ini adalah kecepatan memperoleh informasi.
B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah khasanah bagi semua. Amiiinn..
DAFTAR PUSTAKA
1.
Subagyo, Sri
Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta, 2002
2.
Martono dan Agus
Harjito, Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta, 2002
3.
Sawidji
Widoatmodjo, Pengantar Menjadi Investor Profesional, PT Elex Media
Komputento (Kelompok GRAMEDIA), Jakarta, 2005
4.
Ktut Silvania
Mangani, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta, 2009
5.
Ferdinand D.
Saragih, Adler H. Manurung, dan Jonni Manurung, Dasar-dasar Keuangan Bisnis
Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo (Kelompok KOMPAS GRAMEDIA),
Jakarta, 2005
6.
Agus Prawoto, Penilaian
Usaha, BPFE, Yogyakarta, 2004
7.
Abdul Halim, Analisis
Investasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
[1] Subagyo, Sri
Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta, 2002, hlm. 188
[9] Sawidji
Widoatmodjo, Pengantar Menjadi Investor Profesional, PT Elex Media
Komputento (Kelompok GRAMEDIA), Jakarta, 2005, hlm. 67
[15] Ferdinand D.
Saragih, Adler H. Manurung, dan Jonni Manurung, Dasar-dasar Keuangan Bisnis
Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo (Kelompok KOMPAS GRAMEDIA),
Jakarta, 2005, hlm. 54
gan gambarnya ko gak muncul,? sayang bgt pdhal udh bagus,..
ReplyDeletemantap artikel tentang saham nya mas gan. terimakasih banyak
ReplyDelete