PERENCANAAN PROSES
(KERAJINAN TENUN TRADISIONAL DEWI SHINTA DAN UPT
BLK KUDUS)
Analisis Perusahaan
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si
Disusun Oleh :
1.
2.
Arina Hidayah 210 195
3.
Ahmad Khoirul Badar 210 205
4.
Jamini 210
217
5.
Anisa Mu'affifah 210 219
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN/PRODI SYARI’AH/EI
2012
PERENCANAAN PROSES
KERAJINAN TENUN TRADISIONAL DEWI SHINTA
A. Strategi
Proses yang Digunakan Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta
Strategi proses atau transformasi
adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan
jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara membuat produk
dan jasa yang dapat memenuhi persyaratan dari konsumen dan spesifikasi produk
yang berada dalam batasan biaya.[1]
Adapun tipe-tipe strategi proses yang digunakan oleh Kerajinan
Tenun Tradisional Dewi Shinta yaitu:
1.
Fokus Pada Produk
Strategi proses yang berfokus pada
produk memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah.[2]
Sebuah fasilitas yang terfokus pada produk menghasilkan produk dengan volume
tinggi dan variasi rendah. Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta membutuhkan
biaya tetap (alat) yang tinggi, tetapi biaya variabel yang rendah (benang,
pewarna tekstil, dan sebagainya). Adapun produk yang dikeluarkan oleh Kerajinan
Tenun Tradisional Dewi Shinta yaitu berupa kain tenun, batik, dan pakaian jadi.
2.
Fokus Mass Customization
Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa
yang dapat memenuhi keinginan konsumen yang semakin unik secara cepat dan
murah. Perusahaan yang menerapkan proses ini menghadapi tantangan yang
membutuhkan kemampuan operasional karena keterkaitan logistik, produksi dan
penjualan semakin erat. Para manajer operasional harus menggunakan sumber daya
yang imajinatif dan agresif untuk membentuk proses yang gesit yang dapat
memproduksi produk tertentu dengan cepat dan murah.[3]
Kerajinan Tenun Tradisional Dewi
Shinta mengkombinasikan antara peralatan dan perlengkapan yang sederhana dengan
menggunakan teknik pengerjaan yang efektif dengan biaya tetap yang relatif
besar (membeli peralatan, dan sebagainya) dan variabel yang cukup rendah (benang,
tenaga kerja, dan sebagainya) dan tentu saja dengan orientasi mengeluarkan
ouput (kain tenun, batik, dan pakaian jadi) dengan volume dan kualitas yang
tinggi.
Untuk dapat memenuhi keinginan
konsumen yang semakin bervariasi, perusahaan setiap dua bulan sekali
menciptakan motif-motif baru dalam produk tenun maupun produk batiknya.
B. Perencanaan
Proses
Perencanaan proses berkenaan dengan
perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang
akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. Keputusan-keputusan yang diambil
dalam perencanaan proses akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam
bagian-bagian operasi lain, seperti scheduling produksi, tingkat persediaan,
desain pekerjaan, dan metode-metode pengawasan kualitas yang digunakan.
Perencanaan proses juga mempunyai hubungan saling pengaruh yang kuat dengan
layout fasilitas, dimana keduanya tergantung pada tipe teknologi transformasi
yang digunakan. Meskipun banyak keputusan perencanaan proses dibuat bila layout
awal telah dirancang, tetapi hampir semua perusahaan harus secara terus menerus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan produk dan volume produksi,
sehingga perencanaan proses sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan (kontinyu).[4]
1.
Perencanaan Fasilitas
Untuk mengefektifkan penggunaan
fasilitas di Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta menggunakan teknik quota
pemakaian, yaitu setiap fasilitas sesuaikan dengan jumlah pekerja, dengan
harapan fasilitas dapat digunakan secara efektif dan efisien.
2.
Pengendalian Kualitas Output
Kerajinan Tenun Tradisional Dewi
Shinta selalu berusaha menjaga kualitas produk yang dihasilkannya, dengan cara
selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas, dan selalu melakukan pemantauan
di setiap proses pekerjaan, serta selalu menjujung tinggi asas kejujuran.
3.
Memenuhi Kebutuhan Konsumen yang Semakin Unik
Dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
semakin lama semakin unik, Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta selalu
senantiasa menanggapi keinginan konsumen. Kerajinan Tenun Tradisional Dewi
Shinta sendiri mempunyai 4 produk inti tenun ikat tradisional, yaitu meliputi:
a. Tenun ikat pakan (12
tahapan) dan lusi (20 tahapan)
b. Tenun lurik
(perpaduan warna)
c. Tenun polos, dan
d. Tenun baron atau
songket.
4.
Perencanaan Pengembangan Kerajinan Tenun Tradisional Dewi
Shinta
Untuk perencanaan pengembangan usaha, untuk
saat ini Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta sudah membuka cabang dan
relasi kerja di berbagai kota dan luar daerah, seperti Jakarta, Yogyakarta,
Semarang, dan sebagainya. Dan untuk pengembangan motif sendiri setiap dua bulan
sekali lakukan langsung oleh pemilik Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta.
Sedangkan untuk peluang peluang sendiri, menurut pemilik Kerajinan Tenun
Tradisional Dewi Shinta di seluruh dunia untuk saat ini masih saat membutuhkan
tenun ikat, khususnya di Arab Saudi.
5.
Alir Proses Pada UPT BLK Kudus
Secara
umum aliran proses dalam tenun ikat Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta,
meliputi:
a. Proses awal,
meliputi:
· Pemilihan bahan
baku.
· Mendatangkan
bahan baku.
· Pensortiran.
b. Kegiatan inti, meliputi:
· Pemintalan
benang.
· Pemasangan benang
pada alat tenun.
· Proses penenunan
(setiap karyawan mampu menghasilkan sekitar 5 meter kain tenun setiap harinya)
c. Kegiatan inti
(finishing), meliputi:
· Pemotongan kain
sesuai ukuran yang telah di tentukan.
· Pengepakan.
· Pendistribusian
dan atau penjualan (omzet penjualan Kerajinan Tenun Tradisional Dewi Shinta
setiap harinya mencapai 250 juta/hari)
PERENCANAAN PROSES
UPT BLK KUDUS
C. Strategi
Proses yang Digunakan UPT BLK Kudus
Strategi proses atau transformasi
adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan
jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara membuat produk
dan jasa yang dapat memenuhi persyaratan dari konsumen dan spesifikasi produk
yang berada dalam batasan biaya.[5]
Adapun tipe-tipe strategi proses yang digunakan oleh UPT
BLK Kudus yaitu:
3. Fokus Pada Produk
Strategi proses yang berfokus pada
produk memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah.[6]
Sebuah fasilitas yang terfokus pada produk menghasilkan produk dengan volume
tinggi dan variasi rendah. Fasilitas seperti ini biasanya membutuhkan biaya
tetap yang tinggi, tetapi biaya variabel yang rendah.
4. Fokus Mass
Customization
Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa
yang dapat memenuhi keinginan konsumen yang semakin unik secara cepat dan
murah. Perusahaan yang menerapkan proses ini menghadapi tantangan yang
membutuhkan kemampuan operasional karena keterkaitan logistik, produksi dan
penjualan semakin erat. Para manajer operasional harus menggunakan sumber daya
yang imajinatif dan agresif untuk membentuk proses yang gesit yang dapat
memproduksi produk tertentu dengan cepat dan murah.[7]
UPT BLK Kudus mengkombinasikan antara
peralatan yang fleksibel dengan menggunakan teknik penjadwalan yang efektif
dengan biaya tetap yang relatif besar (membeli peralatan, dan sebagainya) dan
variabel yang cukup rendah dan tentu saja dengan orientasi mengeluarkan ouput
(tenaga ahli atau skill) dengan volume yang tinggi.
D. Perencanaan
Proses
Perencanaan proses berkenaan dengan
perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang
akan diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. Keputusan-keputusan yang
diambil dalam perencanaan proses akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam
bagian-bagian operasi lain, seperti scheduling produksi, tingkat persediaan,
desain pekerjaan, dan metode-metode pengawasan kualitas yang digunakan.
Perencanaan proses juga mempunyai hubungan saling pengaruh yang kuat dengan
layout fasilitas, dimana keduanya tergantung pada tipe teknologi transformasi
yang digunakan. Meskipun banyak keputusan perencanaan proses dibuat bila layout
awal telah dirancang, tetapi hampir semua perusahaan harus secara terus menerus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan produk dan volume produksi,
sehingga perencanaan proses sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan (kontinyu).[8]
1.
Perencanaan Fasilitas
Untuk mengefektifkan penggunaan
fasilitas di UPT BLK Kudus menggunakan teknik periode dan quota pemakaian,
yaitu setiap periode penggunaan fasilitas di sesuaikan dengan jumlah peserta,
dengan harapan fasilitas dapat digunakan secara efektif.
2.
Pengendalian Kualitas Output
a. Skill
Agar setiap periode output (skill)
yang dikeluarkan dapat maksimal, UPT BLK Kudus menerapkan konsep 70% praktek
dan 30% teori, dengan harapan skill peserta dapat berkembang dengan
baik.
b. Produk
Untuk produk sendiri, UPT BLK Kudus
tidak bisa menentukan standarisasi produk karena produk yang dihasilkan sesuai
dengan kemampuan peserta, namun tidak akan lepas dari pemantauan UPT BLK Kudus.
3.
Memenuhi Kebutuhan Konsumen yang Semakin Unik
Dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
semakin lama semakin unik, UPT BLK Kudus akan selalu senantiasa menanggapi
keinginan konsumen dengan cara merubah sedikit modul pembelajarannya, sehingga
UPT BLK Kudus tidak menstandarisasikan modul pembelajaran.
4.
Perencanaan Pengembangan UPT BLK Kudus
Untuk perencanaan pengembangan jurusan
keahlian, UPT BLK Kudus sebelumnya harus melihat apa yang di inginkan oleh
pasar jasa pada saat itu. Sedangkan untuk prosedurnya sendiri UPT BLK Kudus
harus mengajukan proposal penambahan jurusan keahlian dan RKA (Rencana Kerja
Anggaran) ke tingkat kabupaten.
5.
Alir Proses Pada UPT BLK Kudus
a. Tingkat dasar,
meliputi:
Menerapkan konsep 3K (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
b. Kegiatan inti,
meliputi:
· Pelatihan, dan
· Sertifikasi
c. Output, meliputi:
skill
No comments:
Post a Comment