PASAR OLIGOPOLI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Murtadho Ridwan, M.Sh
Disusun Oleh :
Kelompok 11/Kelas D
1.
Denysa Anastasia 210 194
2.
Ahmad Khoirul Badar 210 205
3.
Filia Ulfa Liyani 210 218
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARI’AH/EI
2011
PASAR
OLIGOPOLI
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat
secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat
ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan
ataupun suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara yang terbaik untuk
melakukan suatu kegiatan ekonomi.
Dalam perekonomian perusahaan-perusahaan dikembangkan untuk mengahasilkan
barang dan jasa yang diperlukan oleh individu, perusahaan lain, dan pemerintah.
Pemilik-pemilik perusahaan menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan,
dan keuntungan yang maksimal hanya akan didapat apabila pemilik atau pemimpin
perusahaan membuat pilihan yang teliti.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam makalah kami ini akan membahas
mengenai bentuk-bentuk pasar yakni salah satunya yaitu pasar oligopoli.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pasar
oligopoli?
2.
Apa saja bentuk-bentuk dari
pasar oligopoli?
3.
Apa saja ciri-ciri dari
pasar oligopoli?
4.
Rintangan apa saja yang
akan dihadapi oleh perusahaan baru yang akan memasuki pasar oligopoli?
5.
Apa saja dampak positif dan
negatif dari pasar oligopoli?
6.
Bagaimana keseimbangan
harga dalam pasar oligopoli?
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pasar
Oligopoli
Istilah oligopoli berasal bahasa Yunani oligos polein yang berarti
yang menjual sedikit. Jumlah penjual dalam pasar ini tidak terlampau
banyak, paling tidak hingga 10 – 15 penjual. Apabila benar-benar hanya terdapat
2 penjual disebut dengan pasar duopoli. Persaingan dalam pasar oligopoli
cukup keras, mengingat sedikitnya jumlah penjual. Perusahaan dalam pasar
oligopoli akan selalu memberikan reaksi apabila pesaingnya melakukan suatu
keputusan/tindakan yang mempengaruhi pasar. Dengan demikian masing-masing
perusahaan merasa saling tergantung dengan lainnya. Keputusan apapun yang akan
diambil terutama berkaitan dengan harga maupun kualitas pasti selalu
dipertimbangkan untuk berbagai kemungkinan reaksi yang harus dihadapi dari
pesaingnya. Dalam pasar, oligopolis mengahapi kondisi dilematis yakni bersaing
atau bekerja sama dengan perusahaan yang lain.[1]
B.
Bentuk-bentuk Pasar
Oligopoli
Bentuk pasar
oligopoli dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:
1.
Oligopoli ketat, dimana
terdapat penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki pangsa pasar 60% -
100%. Kesepakatan diantara mereka dalam menetapkan harga relatif mudah. Sebagai
contoh: Semen, Siaran TV, Perbankan Lokal.
2.
Oligopoli longgar, dimana
terdapat penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki 40% atau kurang dari
pangsa pasar, kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga sebenarnya
tidak mungkin. Sebagai contoh: Kayu, perangkat keras, perkakas rumah (mebel).[2]
C.
Ciri-ciri Pasar
Oligopoli
1.
Menghasilkan barang standar
maupun barang berbeda corak.
2.
Terdapat beberapa
penjual/produsen yang menguasai pasar, dan salah satu diantaranya merupakan market
leader.
3.
Terdapat halangan masuk
yang cukup kuat bagi perusahaan diluar pasar untuk masuk kedalam pasar.
4.
Menentukan harga adakalanya
lemah dan adakalanya sangat tangguh.
5.
Persaingan antar
perusahaan.[3]
D.
Rintangan Memasuki
Industri (Barrier to Entry) pada Pasar Oligopoli
Ada beberapa faktor yang dianggap paling penting sebagai rintangan suatu
perusahaan baru yang akan memasuki suatu industri, yakni:
1.
Skala Ekonomis (economic
of scale)
Skala ekonomis menggambarkan suatu kondisi bahwa semakin banyak produk
yang dihasilkan maka biaya produksi per unitnya semakin kecil. Oleh sebab itu,
bila terjadi permintaan yang sangat banyak maka perusahaan-perusahaan lama
lebih mudah dalam mengisi kesempatan tersebut karena perusahaan tersebut telah
berproduksi secara efisien. Keadaan seperti ini jelas menyulitkan pendatang
baru untuk memasuki pasar.
2.
Biaya Absolut yang
Dibutuhkan (absolute cost requirement)
Antara perusahaan yang satu dengan yang lain, kadang-kadang harus
mengeluarkan biaya produksi yang berbeda-beda meskipun untuk menghasilkan output
yang sama. Hal ini disebabkan karena:
a.
Tingkat pengalaman yang
sudah dimiliki oleh perusahaan lama lebih tinggi daripada tingkat pengalaman
perusahaan baru.
b.
Tenaga kerja perusahaan
lama yang mempunyai pengalaman atau kemampuan.
c.
Karena perusahaan lama
sudah dikenal oleh berbagai pihak dibandingkan dengan perusahaan baru.
3.
Keistimewaan Hasil Produksi
dan Differensiasi Produk
Bentuk keistimewaan hasil produksi perusahaan lama, diantaranya:
a.
Produk yang dihasilkan
sudah sangat terkenal (product recognition).
b.
Produk yang dihasilkan
sangat rumit (product complexity).
c.
Memproduksi barang-barang
yang sejenis (product differentiation).[4]
E.
Dampak Positif dan
Dampak Negatif dari Pasar Oligopoli
Adapun dampak
positif dari pasar oligopoli, yaitu antara lain:
v Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan investasi yang besar
untuk masuk kedalam pasar
v Jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan
harga dalam tingkat tertentu
v Bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan
Adapun dampak
negatif dari pasar oligopoli, yaitu antara lain:
v Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk kedalam pasar
v Akan terjadi perang harga
v Produsen bila melakukan kerjasama (kartel) yang pada akhirnya
akan merugikan konsumen[5]
F.
Keseimbangan Harga
Setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan
implikasi kepada perusahaan lain. Apabila implikasi tersebut merugikan
perusahaan-perusahaan lain, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.
Untuk menganalisis perilaku produsen dalam pasar oligopoli dikembangkan
berbagai macam model, diantaranya adalah: Cournot, Bertrand, Edgeworth, dan
lain-lain. Namun, yang akan kami perkenalkan pada makalah ini hanya model kurva
permintaan terpatah (kinked demand curve).
Efek
Penurunan dan Peningkatan Harga
Gambar 1. Kurva permintaan dalam
oligopoli[6]
D1 D2
A1 A
P0 E
Harga P1 C1
C
P2
B1
B
D2 D1
0 Q0
Jumlah
Barang
Keterangan
Kurva D1D1 menggambarkan permintaan yang dihadapi
suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan lain tidak
melakukan perubahan harga, walaupun perusahaan perusahaan yang pertama
melakukan hal itu (mengubah harga). Sedangkan kurva D2D2 adalah
permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan
perubahan harga yang dilakukannya akan diikuti oleh langkah yang sama oleh
perusahaan-perusahaan lain. Seterusnya misalkan pada permulaannya harga yang
berlaku di pasar adalah P0. Maka jumlah permintaan adalah seperti
yang ditunjukkan oleh titik E, yaitu jumlahnya adalah sebanyak Q0.
a.
Efek Penurunan Harga
Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoli tersebut menurunkan harga
penjualannya ke P1, maka permintaannya akan bertambah ke tingkat yang
ditunjukkan oleh titik C1. Pertambahan yang besar ini disebabkan oleh dua
faktor, yaitu: langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis
membeli barang yang harganya telah menurun, dan segolongan konsumen
membatalkan konsumsinya ke atas barang pengganti dan menambah konsumsi ke atas
barang yang mengalami penurunan harga tersebut. Akan tetapi jika perusahaan
lain mengikuti jejak perusahaan yang pertama, yaitu juga menurunkan harga,
permintaan hanya bertambah sampai ke tingkat seperti yang ditunjukkan oleh
titik C.
b.
Efek Peningkatan Harga
Perusahaan oligopoli tersebut menaikkan harga ke P3. Kalau
perusahaan-perusahaan lain tidak mengubah harga, dan tetap menjual pada P0,
maka perusahaan yang menaikkan akan kehilangan banyak langganan. Pada harga P3
jumlah barang yang dapat dijualnya adalah seperti yang ditunjukkan titik A1.
Akan tetapi sekiranya perusahaan-perusahaan lain juga turut menaikkan harga,
perusahaan yang memulai menaikkan harga tidak akan kehilangan langganan dan
oleh sebab itu dapat menjual barangnya sampai ke tingkat yang ditunjukkan oleh
titik A.
Adalah wajar untuk menganggap bahwa perusahaan tidak akan suka kehilangan
langganan dan akan merasa gembira mendapat langganan baru. Dengan demikian
apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga penjualannya, reaksi
perusahaan-perusahaan lain adalah seperti berikut: (i) Mereka akan turut
menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan harga supaya tidak
kehilangan langganan, dan (ii) Mereka tidak akan turut menaikkan harga apabila
perusahaan lain menaikkan harga, karena apabila harga tidak berubah mereka akan
mendapat tambahan langganan.
Gambar 2. Kurva MR dalam oligopoli[7]
MR1 D1 D2
P0 E
Harga
D2 D1
0 MR2
Jumlah
Barang
Keterangan
Apabila kurva terpatah D1ED2 adalah bentuk kurva permintaan
yang dihadapi oleh semua perusahaan dalam pasar oligopoli, maka kurva MR1
adalah kurva hasil penjualan marginal apabila kurva permintaan adalah D1D1
dan kurva MR2 adalah kurva hasil penjualan marginal apabila kurva
permintaan adalah adalah kurva terpatah D1ED2, maka kurva
hasil penjualan marginal adalah kurva MR1 yang ditebalkan (dari atas
hingga ke titik A1) dan kurva MR2 yang ditebalkan (dari
titik A2 ke bawah).
Pemaksimuman
Keuntungan Perusahaan
Gambar 2. Kurva keseimbangan
perusahaan dalam oligopoli[8]
MR1 D1
P0 E MC2
MC0
Harga A2
MC1
A1
D2
0 MR2
Jumlah
Barang
Keterangan
Misalnya pada mulanya biaya marginal adalah MC0. Untuk
memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka berdasarkan
keadaan dalam Gambar 2 keuntungan maksimum dicapai apabila harga adalah
P0 dan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya terjadi
perubahan ke aras biaya produksi, misalkan biaya produksi mengalami kenaikan
sehingga menyebabkan kurva biaya marginalnya menjadi seperti yang ditunjukkan
oleh MC2. Dari keadaan Gambar 2 dapat dilihat bahwa
keuntungan yang maksimum masih akan tetap dicapai oleh perusahaan itu pada
ketika harga adalah P0 dan jumlah barang yang diproduksikan adalah Q0.
Hanya setelah kurva biaya marginalnya berada diatas MC2 keseimbangan
untuk memaksimumkan keuntungan akan mengalami perubahan. Dari keadaan dalam Gambar
2 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya produksi tidak
menyebabkan kurva biaya marginal berada di atas MC2 atau di bawah MC1,
keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan
mengalami perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marginal memotong MR
diantara titik A1 dan A2 harga dan jumlah produksi
perusahaan tidak akan mengalami perubahan.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Pasar
oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja.
Adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan pasar seperti
itu dinamakan duopoli.
Berdasarkan
analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana
perusahaan-perusahaan tidak melakukan kesepakatan diantara mereka, tingkat
harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia
cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada
permulaannya. Dan kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang
tidak normal ini menimbulkan akibat yang kurang menguntungkan.
Apabila
terjadi perang harga dalam pasar oligopoli maka konsumenlah yang akan
diuntungkan, sebaliknya jika produsen-produsen melakukan kerjasama maka
konsumen yang akan dirugikan.
Demikian
makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah pengetahuan, manfaat
untuk kita semua. Amiiinn...
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan
Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro. 2006, Jakarta: PT Grasindo
2.
Soeratno, Ekonomi Mikro
Pengantar, 2003, Yogyakarta: Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
3.
Sadono Sukirno, Pengantar
Teori Mikroekonomi, 2002, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
[1] Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo
Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, PT Grasindo, Jakarta, 2006, halm.
198
[2] Soeratno, Ekonomi Mikro
Pengantar, Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2003,
Edisi 2, hlm. 232
[4] Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo
Pracoyo, Op. Cit, halm. 238
[6] Sadono
Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2002, Edisi 3, hlm. 319
[7] Ibit,
hlm. 320-321
[8] Ibit,
hlm. 322
Download File Lengkap Makalah Monopoli Dan Oligopoli Dalam Ekonomi Islam di jurnalmakalah.com
ReplyDelete