Tuesday, December 10, 2013

PASAR OLIGOPOLI



PASAR OLIGOPOLI

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Murtadho Ridwan, M.Sh




 











Disusun Oleh :
Kelompok 11/Kelas D
1.      Denysa Anastasia             210 194
2.      Ahmad Khoirul Badar      210 205
3.      Filia Ulfa Liyani               210 218


 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2011
PASAR OLIGOPOLI

I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara yang terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi.
Dalam perekonomian perusahaan-perusahaan dikembangkan untuk mengahasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh individu, perusahaan lain, dan pemerintah. Pemilik-pemilik perusahaan menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan, dan keuntungan yang maksimal hanya akan didapat apabila pemilik atau pemimpin perusahaan membuat pilihan yang teliti.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam makalah kami ini akan membahas mengenai bentuk-bentuk pasar yakni salah satunya yaitu pasar oligopoli.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian pasar oligopoli?
2.    Apa saja bentuk-bentuk dari pasar oligopoli?
3.    Apa saja ciri-ciri dari pasar oligopoli?
4.    Rintangan apa saja yang akan dihadapi oleh perusahaan baru yang akan memasuki pasar oligopoli?
5.    Apa saja dampak positif dan negatif dari pasar oligopoli?
6.    Bagaimana keseimbangan harga dalam pasar oligopoli?


II.     PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pasar Oligopoli
Istilah oligopoli berasal bahasa Yunani oligos polein yang berarti yang menjual sedikit. Jumlah penjual dalam pasar ini tidak terlampau banyak, paling tidak hingga 10 – 15 penjual. Apabila benar-benar hanya terdapat 2 penjual disebut dengan pasar duopoli. Persaingan dalam pasar oligopoli cukup keras, mengingat sedikitnya jumlah penjual. Perusahaan dalam pasar oligopoli akan selalu memberikan reaksi apabila pesaingnya melakukan suatu keputusan/tindakan yang mempengaruhi pasar. Dengan demikian masing-masing perusahaan merasa saling tergantung dengan lainnya. Keputusan apapun yang akan diambil terutama berkaitan dengan harga maupun kualitas pasti selalu dipertimbangkan untuk berbagai kemungkinan reaksi yang harus dihadapi dari pesaingnya. Dalam pasar, oligopolis mengahapi kondisi dilematis yakni bersaing atau bekerja sama dengan perusahaan yang lain.[1]

B.       Bentuk-bentuk Pasar Oligopoli
Bentuk pasar oligopoli dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:
1.    Oligopoli ketat, dimana terdapat penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki pangsa pasar 60% - 100%. Kesepakatan diantara mereka dalam menetapkan harga relatif mudah. Sebagai contoh: Semen, Siaran TV, Perbankan Lokal.
2.    Oligopoli longgar, dimana terdapat penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki 40% atau kurang dari pangsa pasar, kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga sebenarnya tidak mungkin. Sebagai contoh: Kayu, perangkat keras, perkakas rumah (mebel).[2]


C.      Ciri-ciri Pasar Oligopoli
1.    Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak.
2.    Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar, dan salah satu diantaranya merupakan market leader.
3.    Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan diluar pasar untuk masuk kedalam pasar.
4.    Menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh.
5.    Persaingan antar perusahaan.[3]

D.      Rintangan Memasuki Industri (Barrier to Entry) pada Pasar Oligopoli
Ada beberapa faktor yang dianggap paling penting sebagai rintangan suatu perusahaan baru yang akan memasuki suatu industri, yakni:
1.    Skala Ekonomis (economic of scale)
Skala ekonomis menggambarkan suatu kondisi bahwa semakin banyak produk yang dihasilkan maka biaya produksi per unitnya semakin kecil. Oleh sebab itu, bila terjadi permintaan yang sangat banyak maka perusahaan-perusahaan lama lebih mudah dalam mengisi kesempatan tersebut karena perusahaan tersebut telah berproduksi secara efisien. Keadaan seperti ini jelas menyulitkan pendatang baru untuk memasuki pasar.
2.    Biaya Absolut yang Dibutuhkan (absolute cost requirement)
Antara perusahaan yang satu dengan yang lain, kadang-kadang harus mengeluarkan biaya produksi yang berbeda-beda meskipun untuk menghasilkan output yang sama. Hal ini disebabkan karena:
a.    Tingkat pengalaman yang sudah dimiliki oleh perusahaan lama lebih tinggi daripada tingkat pengalaman perusahaan baru.
b.    Tenaga kerja perusahaan lama yang mempunyai pengalaman atau kemampuan.
c.    Karena perusahaan lama sudah dikenal oleh berbagai pihak dibandingkan dengan perusahaan baru.
3.    Keistimewaan Hasil Produksi dan Differensiasi Produk
Bentuk keistimewaan hasil produksi perusahaan lama, diantaranya:
a.    Produk yang dihasilkan sudah sangat terkenal (product recognition).
b.    Produk yang dihasilkan sangat rumit (product complexity).
c.    Memproduksi barang-barang yang sejenis (product differentiation).[4]

E.       Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Pasar Oligopoli
Adapun dampak positif dari pasar oligopoli, yaitu antara lain:
v Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan investasi yang besar untuk masuk kedalam pasar
v Jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu
v Bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan

Adapun dampak negatif dari pasar oligopoli, yaitu antara lain:
v Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk kedalam pasar
v Akan terjadi perang harga
v Produsen bila melakukan kerjasama (kartel) yang pada akhirnya akan merugikan konsumen[5]

F.       Keseimbangan Harga
Setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi kepada perusahaan lain. Apabila implikasi tersebut merugikan perusahaan-perusahaan lain, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.
Untuk menganalisis perilaku produsen dalam pasar oligopoli dikembangkan berbagai macam model, diantaranya adalah: Cournot, Bertrand, Edgeworth, dan lain-lain. Namun, yang akan kami perkenalkan pada makalah ini hanya model kurva permintaan terpatah (kinked demand curve).
Efek Penurunan dan Peningkatan Harga
Gambar 1. Kurva permintaan dalam oligopoli[6]
                                                 D1     D2
                             A1   A
                                               
    P0                                        E

Harga  P1                                                   C1
                                                 C
    P2                                                               B1
                                                      B
                                                       D2           D1
     0                                      Q0
                       Jumlah Barang
Keterangan
Kurva D1D1 menggambarkan permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan lain tidak melakukan perubahan harga, walaupun perusahaan perusahaan yang pertama melakukan hal itu (mengubah harga). Sedangkan kurva D2D2 adalah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perubahan harga yang dilakukannya akan diikuti oleh langkah yang sama oleh perusahaan-perusahaan lain. Seterusnya misalkan pada permulaannya harga yang berlaku di pasar adalah P0. Maka jumlah permintaan adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik E, yaitu jumlahnya adalah sebanyak Q0.
a.         Efek Penurunan Harga
Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoli tersebut menurunkan harga penjualannya ke P1, maka permintaannya akan bertambah ke tingkat yang ditunjukkan oleh titik C1. Pertambahan yang besar ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu: langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis membeli barang yang harganya telah menurun, dan segolongan konsumen membatalkan konsumsinya ke atas barang pengganti dan menambah konsumsi ke atas barang yang mengalami penurunan harga tersebut. Akan tetapi jika perusahaan lain mengikuti jejak perusahaan yang pertama, yaitu juga menurunkan harga, permintaan hanya bertambah sampai ke tingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik C.
b.         Efek Peningkatan Harga
Perusahaan oligopoli tersebut menaikkan harga ke P3. Kalau perusahaan-perusahaan lain tidak mengubah harga, dan tetap menjual pada P0, maka perusahaan yang menaikkan akan kehilangan banyak langganan. Pada harga P3 jumlah barang yang dapat dijualnya adalah seperti yang ditunjukkan titik A1. Akan tetapi sekiranya perusahaan-perusahaan lain juga turut menaikkan harga, perusahaan yang memulai menaikkan harga tidak akan kehilangan langganan dan oleh sebab itu dapat menjual barangnya sampai ke tingkat yang ditunjukkan oleh titik A.

Adalah wajar untuk menganggap bahwa perusahaan tidak akan suka kehilangan langganan dan akan merasa gembira mendapat langganan baru. Dengan demikian apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga penjualannya, reaksi perusahaan-perusahaan lain adalah seperti berikut: (i) Mereka akan turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan harga supaya tidak kehilangan langganan, dan (ii) Mereka tidak akan turut menaikkan harga apabila perusahaan lain menaikkan harga, karena apabila harga tidak berubah mereka akan mendapat tambahan langganan.
Gambar 2. Kurva MR dalam oligopoli[7]
                                MR1        D1     D2
  
                                               
    P0                                        E

Harga 

    

                                                       D2           D1
     0                                          MR2
                       Jumlah Barang
Keterangan
Apabila kurva terpatah D1ED2 adalah bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh semua perusahaan dalam pasar oligopoli, maka kurva MR1 adalah kurva hasil penjualan marginal apabila kurva permintaan adalah D1D1 dan kurva MR2 adalah kurva hasil penjualan marginal apabila kurva permintaan adalah adalah kurva terpatah D1ED2, maka kurva hasil penjualan marginal adalah kurva MR1 yang ditebalkan (dari atas hingga ke titik A1) dan kurva MR2 yang ditebalkan (dari titik A2 ke bawah).

Pemaksimuman Keuntungan Perusahaan
Gambar 2. Kurva keseimbangan perusahaan dalam oligopoli[8]
                                MR1        D1
  
                                               
    P0                                        E                          MC2


 
                                                                             MC0
Harga                                               A2
                                                                             MC1
                                                 A1

                                                       D2
     0                                          MR2
                       Jumlah Barang
Keterangan
Misalnya pada mulanya biaya marginal adalah MC0. Untuk memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan dalam Gambar 2 keuntungan maksimum dicapai apabila harga adalah P0 dan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya terjadi perubahan ke aras biaya produksi, misalkan biaya produksi mengalami kenaikan sehingga menyebabkan kurva biaya marginalnya menjadi seperti yang ditunjukkan oleh MC2. Dari keadaan Gambar 2 dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih akan tetap dicapai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah P0 dan jumlah barang yang diproduksikan adalah Q0. Hanya setelah kurva biaya marginalnya berada diatas MC2 keseimbangan untuk memaksimumkan keuntungan akan mengalami perubahan. Dari keadaan dalam Gambar 2 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marginal berada di atas MC2 atau di bawah MC1, keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan mengalami perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marginal memotong MR diantara titik A1 dan A2 harga dan jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami perubahan.

III.     PENUTUP
Kesimpulan
Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.
Berdasarkan analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan kesepakatan diantara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya. Dan kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang tidak normal ini menimbulkan akibat yang kurang menguntungkan.
Apabila terjadi perang harga dalam pasar oligopoli maka konsumenlah yang akan diuntungkan, sebaliknya jika produsen-produsen melakukan kerjasama maka konsumen yang akan dirugikan.
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah pengetahuan, manfaat untuk kita semua. Amiiinn...




DAFTAR PUSTAKA

1.        Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro. 2006, Jakarta: PT Grasindo
2.        Soeratno, Ekonomi Mikro Pengantar, 2003, Yogyakarta: Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
3.        Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, 2002, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada



[1] Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, PT Grasindo, Jakarta, 2006, halm. 198
[2] Soeratno, Ekonomi Mikro Pengantar, Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2003, Edisi 2, hlm. 232
[4] Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Op. Cit, halm. 238
[6] Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, Edisi 3, hlm. 319
[7] Ibit, hlm. 320-321
[8] Ibit, hlm. 322

1 comment: