KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si
Disusun Oleh :
1.
Muawwaroh 210 199
2.
Safrotul Awalia 210 202
3.
Ahmad Khoirul Badar 210 205
4.
Rina Jumiatun 210
207
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN/PRODI SYARI’AH/EI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akuntansi manajemen secara terus
menerus berkembang dan tanggap terhadap berbagai perubahan dalam sektor
pabrikasi dan jasa dalam dunia bisnis saat ini. Salah satu tanggapan yang cukup
signifikan adalah berupa pengembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Untuk mempelajari akuntansi manajemen,
dibutuhkan pemahaman akan arti biaya dan terminologi yang berkaitan dengan
biaya. Kalkulasi biaya produk khususnya berdasarkan aktivitas adalah salah satu
prinsip sistem informasi akuntansi manajemen.
Perkembangan proses kalkulasi biaya
berdasarkan aktivitas menjadi salah satu pengembangan utama akuntansi
manajemen. Sasarannya adalah meningkatkan keakuratan biaya, informasi produk
yang berkualitas tinggi, dan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih
baik.
Berdasarkan hal di atas, maka kami
memutuskan menyusun sebuah makalah yang kami beri judul “Kalkulasi Biaya
Berdasarkan Aktivitas.”
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami ambil
adalah :
1.
Apakah yang dimaksud perhitungan biaya per unit produk?
2.
Apa manfaat biaya per unit bagi perusahaan manufaktur?
3.
Apa manfaat biaya per unit bagi perusahaan jasa?
4.
Cara apa saja yang digunakan untuk mengukur biaya yang
berhubungan dengan produksi?
5.
Apa yang dimaksud dengan kalkulasi biaya produk
tradisional?
6.
Bagaimana tahap dalam kalkulasi biaya berdasarkan
aktivitas?
BAB II
PEMBAHASAN
KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
A.
Biaya Per Unit Produk
Perusahaan yang menghasilkan satu
jenis produk, perhitungan biaya per unit produk sangat sederhana, yaitu total
biaya yang berkaitan dengan unit produksi dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi. Ingat bahwa definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial
yang dipenuhi. Sebagai contoh, biaya produk seringkali didefinisikan sebagai
biaya produksi, bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Namun,
biaya produk juga berguna untuk membuat beberapa keputusan tertentu. Sebagai
contoh, biaya produk dapat menjadi masukan penting untuk penetapan harga
penawaran. Sedangkan proses pengkaitan biaya dengan unit yang diproduksi
setelah biaya tersebut diukur disebut pembebanan biaya (cost assignment).[1]
B.
Manfaat Biaya per Unit
1.
Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan
pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat
ditentukan. Informasi biaya per unit adalah sangat penting bagi perusahaan
manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan
keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah
kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir
periode. Tidak mungkin untuk menyerahkan penawaran yang berarti tanpa
mengetahui biaya-biaya yang berkaitan dengan unit yang akan diproduksi. Keputusan
membuat atau membeli suatu produk, menerima atau menolak suatu pesanan, atau
mempertahankan atau menghentikan suatu lini produk memerlukan informasi biaya
per unit.[2]
2.
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan
informasi biaya per unit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya per unit antara
perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali,
perusahaan jasa harus mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk
menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat
keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data
biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk
fisik.[3]
C.
Kalkulasi Biaya
Ada dua cara yang lazim digunakan
untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi yaitu :
1.
Kalkulasi Biaya Aktual
Sistem biaya aktual (actual cost
system) mengharuskan perusahaan menggunakan biaya aktual dari seluruh
sumber daya yang digunakan untuk produksi baik biaya utama maupun biaya
overhead untuk menentukan biaya per unit. Biaya utama aktual dapat dibebankan
dengan menggunakan penelusuran langsung dan dapat dibebankan secara tepat
waktu, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup signifikan baik dari segi
keakuratan maupun ketepatan waktu. Metode ini mempunyai kelemahan dalam
penggunaan biaya aktual untuk perhitungan biaya per unit untuk biaya overhead. Pembebanan
biaya overhead aktual menciptakan konflik antara ketepatan waktu dan
keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk mengetahui biaya
overhead tahun tersebut, karena biaya overhead sepanjang tahun tersebut
merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang tahun tersebut. Perusahaan
memerlukan informasi biaya per unit sepanjang tahun, informasi ini dibutuhkan
secara tepat waktu baik untuk laporan keuangan intern maupun untuk penetapan
harga. Beberapa pihak menyarankan untuk mempersingkat atau memperpendek
periode, misalnya mingguan ataupun bulanan untuk menghitung biaya overhead
aktual agar tepat waktu. Ternyata saran ini juga mempunyai kelemahan karena
menimbulkan biaya per unit yang berfluktuasi. Hal ini terjadi karena : (1)
terjadi biaya overhead yang tidak merata dan, (2) produksi tidak merata.
Sebagai ilustrasi. PT. Agung menghasilkan
satu jenis produk mainan dari plastik. Setiap unit memerlukan 6 ons plastik dan
15 menit tenaga kerja. 1 ons plastik harga $ 0,30 dan tarif tenaga kerja $ 6,00
per jam, maka biaya plastik per truk adalah $ 1,80, dan biaya tenaga kerja
langsung per truk adalah $ 1,50. Biaya utama aktual per truk adalah $ 3,30. Jika
harga plastik dan tarif tenaga kerja stabil, sehingga biaya utama aktual per unit
produk adalah $ 3,30. Namun untuk biaya overhead setiap bulannya berbeda
seperti tabel dibawah ini.
Jan-April Mei-Agust Sept-Des
Overhead aktual $
20.000 $ 40.000 $40.000
Unit aktual yang diproduksi 40.000 40.000 160.000
Overhead per unit $
0,50 $ 1,00 $ 0,25
Karena biaya overhead berbeda setiap
periode dari ketiga periode tersebut, maka biaya per unit produk tersebut untuk
tiap-tiap periode yang bersangkutan menjadi berbeda-beda. Periode Januari sampai
April biaya per unitnya adalah Rp.3.800, Periode Mei sampai Agustus Rp. 4.300
dan periode September sampai Desember Rp.3.350. Perbedaan ini disebabkan adanya
produksi yang tidak merata, seperti pada periode kedua dan ketiga, total biaya
overheadnya sama tetapi unit yang diproduksi berbeda. Perbedaan ini juga
disebabkan oleh biaya utilities lebih tinggi pada periode tertentu, misalnya
pada periode pertama dan kedua, unit yang diproduksi sama, tetapi biaya yang
dikeluarkan pada bulan Februari lebih besar.[4]
2.
Kalkulasi Biaya Normal
Kalkulasi biaya normal (normal costing
system) mengharuskan perusahaan untuk menbebankan biaya aktual bahan langsung
dan tenaga kerja langsung kepada unit yang diproduksi, namun untuk overhead
dibebankan berdasarkan estimasi yang ditentukan terlebih dahulu. Kesulitan
utama dari metode ini adalah perbedaan antara tarif aktual dengan tarif yang
telah ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
Tarif overhead yang ditentukan
terlebih dahulu (predetermined overhead rate) dapat dihitung dengan
rumus berikut ini :
Overhead
yang dianggarkan
Tarif
Overhead = -----------------------------------------------
Penggunaan aktivitas yang dianggarkan [5]
D.
Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional
hanya membebankan biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama keproduk
tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau
penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead
memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara
masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk
membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit
level activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan
perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak
tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1.
Unit yang diproduksi
2.
Jam tenaga kerja langsung
3.
Tenaga kerja langsung (rupiah)
4.
Jam mesin
5.
Bahan Langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak
(driver) tingkat unit, lalu memprediksi tingkat keluaran aktifitas yang diukur
oleh penggerak tersebut, yaitu apakah berdasarkan aktifitas aktual yang
diharapkan (expected activity level) dan aktifitas normal (normal activity
level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai
oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity level
adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam
jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat
aktifitas yang sama dari tahun ke tahun, sehingga pembebanan overhead ke produk
tidak begitu berfluktuasi.
1.
Tarif Pabrik Menyeluruh
Pembebanan overhead ke produk secara
tradisional dapat menggunakan tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif
ini, biaya overhead pertama sekali diakumulasi dalam kelompok besar pabrik
secara menyeluruh. Overhead dibebankan pada kelompok hanya dengan menjumlahkan
semua biay overhead yang diharapkan terjadi di pabrik selama setahun. Karena
semua biaya overhead adalah untuk pabrik, maka pembebanan kepada kelompok
dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya menghitung tarif pabrik menyeluruh
dengan menggunakan satu penggerak tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga
kerja langsung atau jam mesin. Untuk menggambarkan penggunaan tarif pabrik
menyeluruh, diberikan contoh berikut ini.
Belring memproduksi 2 jenis telepon
yaitu tanpa kabel dan model reguler. Perusahaan memiliki data estimasi dan data
aktual sebagai berikut:
Overhead yang dianggarkan $360.000
Aktifitas yang diharapkan (jam tenaga kerja langsung) 100.000
Aktifitas aktual (jam tenaga kerja langsung) 100.000
Overhead aktual $380.000
Jika tarif ditentukan langsung
berdasarkan jam tenaga kerja langsung, maka tarif overhead yang ditentukan
terlebih dahulu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Overhead
yang dianggarkan
Tarif
Overhead = ---------------------------------
Aktifitas yang diharapkan
$ 360
=
------------------------------------------
100.000 jam tenaga kerja langsung
= $ 3,60
Maka untuk mencari overhead yang
dibebankan digunakan rumus berikut ini.
Overhead yang dibebankan =
tarif overhead x output aktual
= $ 3,60 x 100.000
= $ 360.000
Perbedaan antara overhead aktual
dengan yang dibebankan disebut varian. Jika terlalu rendah membebankan overhead
disebut underapplied, jika terlalu tinggi disebut overapplied.
Jika terjadi underapplied, maka pada akhir tahun akan menambah harga
pokok penjualan dan sebaliknya.
Biaya per unit produk Belring dapat
dihitung sebagai berikut.
Tanpa Kabel Reguler
Unit yang Diproduksi 10.000
100.000
Jam Tenaga Kerja Langsung 10.000 90.000
Biaya Utama $
78.000 $ 738.000
Biaya Overhead $
3.60 x 10.000 = 36.000
$ 3.60 x 90.000 = 324.000
Total Biaya Produksi $
114.000 $ 1.062.000
Biaya / Unit $
11,40 $ 10,62 [6]
2.
Tarif Departemental
Dasar pemikiran tarif departemental
ini adalah untuk menghindari pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada
tarif pabrik menyeluruh. Tarif departemental berasumsi bahwa beberapa
departemen mungkin lebih intensif overhead dibandingkan dengan yang lain,
sehingga produk yang menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan
dibebankan overhead yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih
sedikit.
Untuk menggambarkan tarif
departemental ini, maka diberikan contoh berikut ini. Dari contoh sebelumnya,
asumsikan Belring memiliki dua departemen produksi yaitu pabrikasi dan
perakitan. Dengan data sebagai berikut.
Pabrikasi Perakitan
Overhead Yang dianggarkan $ 252.000 $
108.000
Aktifitas diharapkan dan Aktual
Tanpa Kabel (jam TK Langsung) 7.000 3.000
Reguler (jam TK Langsung) 13.000 77.000
Total Jam TK Langsung 20.000
80.000
Aktivitas Diharapkan dan Aktual
Tanpa Kabel (jam mesin) 4.000
1.000
Reguler (jam mesin) 36.000
9.000
Total Jam Mesin 40.000
10.000
Karena departemen pabrikasi adalah
intensif mesin, maka Belring menggunakan tarif overhead berdasarkan jam kerja
mesin. Sedangkan departemen perakitan adalah padat karya, maka tarif overhead
berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Kedua tarif, pembebanan overhead serta
biaya/unit dapat dihitung sebagai berikut.
Overhead
yang dianggarkan
Tarif
Pabrikasi =
--------------------------------
Jam Mesin yang diharapkan
$
252.000
= ----------------------
40.000
= $ 6,30
Overhead
yang dianggarkan
Tarif
Perakitan =
--------------------------------------
Jam TK langsung yang diharapkan
$
108.000
= ---------------------
80.000
= $ 1,35
Ovh yang dibebankan =
($6,3 x 40.000) + ($1,35 x 80.000)
= $ 360.000
Perhitungan Biaya Per unit
Tarif Departemental
Tanpa Kabel Reguler
Biaya Utama $
78.000 $ 738.000
Biaya Overhead
(1,35 x 3.000) + (6,30 x 4.000) = 29.950
(1,35 x 77.000) + (6,30 x 36.000) = 330.750
Total Biaya Produksi $
107.250 $ 1.068.750
Unit Produksi 10.000
100.000
Biaya/Unit $
10.73 $ 10,69 [7]
E.
Kalkulasi Biaya Produk Berdasarkan
Aktivitas
Sistem biaya berdasarkan aktivitas
(Activity Based Cost System = ABC System), pertama kali menelusuri biaya
aktifitas dan kemudian ke produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua
tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan
ke unit organisasi seperti pabrik dan departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan
biaya produk dengan menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak.
Perbedaan utama dari metode
tradisional dengan ABC adalah pada sifat dan jumlah penggerak biaya yang
digunakan. ABC menggunakan biaya aktifitas berdasarkan unit maupun nonunit.
Kalkulasi biaya ABC menghasilkan biaya produk yang semakin akurat.
Dari perspektif manajerial, sistem ABC
menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat, tetapi juga
menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya
serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk.
1.
Tahap Pertama
Tahap pertama dari sistem ABC adalah
mengidentifikasi aktifitas, biaya dikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan
aktifitas serta biaya yang berkaitan dibagi kedalam kumpulan yang sejenis.
Suatu perusahaan kemungkinan mempunyai beratus-ratus aktifitas yang berbeda,
perusahaan menentukan driver aktifitas yang berkaitan dengan setiap aktifitas
dan menghitung masing-masing tarif overhead, sehingga menghasilkan ratusan
tarif overhead.
Untuk mengurangi jumlah tarif overhead
tersebut diperlukan perampingan proses, aktifitas dikelompokkan pada kumpulan
yang sejenis. Setelah satu kelompok biaya didefinisikan, biaya per unit dari driver
aktifitas dihitung yang disebut dengan tarif kelompok. Pada sistem ABC ini
tahap pertama pada dasarnya terdiri dari :
a.
Identifikasi aktifitas
b.
Pembebanan biaya ke aktifitas
c.
Aktifitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk
kumpulan sejenis.
d.
Biaya aktifitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk
mendefinisikan kelompok biaya sejenis.
e.
Tarif overhead kelompok dihitung
Untuk menggambarkan proses ini, kita
kembali pada contoh sebelumnya. Diasumsikan Belring mempunyai empat aktifitas
yaitu persiapan, penanganan bahan, daya dan pengujian, dengan data :
Kelompok Tingkat Batch Kelompok Tingkat Unit
Persiapan $
120.000 Tenaga $ 100.000
Penanganan bahan 60.000
Pengujian 80.000
Total $
180.000 Total $ 180.000
Proses Produksi = 30
Jam Mesin = 50 Jam
Dari data diatas, maka hasil tahap pertama dapat dilihat
berikut ini :
Prosedur Tahap Pertama
ABC System
Kelompok Tingkat Batch :
Biaya Persiapan $
120.000
Biaya Penanganan Bahan 60.000
Total Biaya $
180.000
Proses Produksi 30
Tarif Kelompok (Biaya per proses) $ 6.000
Kelompok Tingkat Unit :
Biaya Daya $
100.000
Biaya Pengujian 80.000
Total Biaya $
180.000
Jam Mesin 50
Tarif Kelompok (Biaya per Jam Mesin) $ 3,60 [8]
2.
Tahap Kedua
Pada tahap kedua, biaya dari setiap
kelompok overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang
telah dihitung. Pembebanan overhead dari setiap kelompok biaya kepada setiap
produk dihitung sebagai berikut :
Overhead yang dibebankan (pada suatu produk) =
Tarif kelompok x Unit penggerak yang dikonsumsi oleh produk.
Dengan data tahap pertama, maka biaya per
unit dengan sistem ABC adalah sebagai berikut :
Biaya Per unit
ABC System
Tanpa Kabel Reguler
Biaya Utama $
78.000 $ 738.000
Biaya Overhead
Kelompok Tingkat Batch :
($ 6.000 x 20) 120.000
($ 6.000 x 10) 60.000
Kelompok Tingkat Unit :
($ 3,60 x 5.000) 18.000
($ 3,60 x 40.000) 162.000
Total Biaya Produksi $
216.000 $ 960.000
Unit Produksi 10.000 100.000
Biaya Per unit $
21,60 $ 9,60 [9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perhitungan
biaya per unit produk, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Perusahaan
jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang
sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan
layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa
tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa
tidak menghasilkan produk fisik.
Ada dua cara yang lazim digunakan
untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi yaitu : (1) Kalkulasi
Biaya Aktual, dan (2) Kalkulasi Biaya Normal.
Kalkulasi
biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Oleh
sebab itu ABC merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri
biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi seperti pabrik dan
departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan biaya produk dengan menekankan pada
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak.
Sistem
biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System = ABC System). Tahap
pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas, biaya dikaitkan
dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya yang berkaitan dibagi
kedalam kumpulan yang sejenis. Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok
overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang telah
dihitung.
B. Penutup
Demikian makalah
yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah
pengetahuan bagi semua. Amiiinn..
DAFTAR PUSTAKA
Hansen/Mowen, Akuntansi Manajemen; Jilid I,
Erlangga, Jakarta, 1999
No comments:
Post a Comment