Sunday, December 8, 2013

KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS



KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si




STAIN 3
 











Disusun Oleh :
1.      Muawwaroh                     210 199
2.      Safrotul Awalia                210 202
3.      Ahmad Khoirul Badar      210 205
4.      Rina Jumiatun                   210 207

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN/PRODI SYARI’AH/EI
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Akuntansi manajemen secara terus menerus berkembang dan tanggap terhadap berbagai perubahan dalam sektor pabrikasi dan jasa dalam dunia bisnis saat ini. Salah satu tanggapan yang cukup signifikan adalah berupa pengembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Untuk mempelajari akuntansi manajemen, dibutuhkan pemahaman akan arti biaya dan terminologi yang berkaitan dengan biaya. Kalkulasi biaya produk khususnya berdasarkan aktivitas adalah salah satu prinsip sistem informasi akuntansi manajemen.
Perkembangan proses kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas menjadi salah satu pengembangan utama akuntansi manajemen. Sasarannya adalah meningkatkan keakuratan biaya, informasi produk yang berkualitas tinggi, dan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Berdasarkan hal di atas, maka kami memutuskan menyusun sebuah makalah yang kami beri judul “Kalkulasi Biaya Berdasarkan Aktivitas.”

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami ambil adalah :
1.    Apakah yang dimaksud perhitungan biaya per unit produk?
2.    Apa manfaat biaya per unit bagi perusahaan manufaktur?
3.    Apa manfaat biaya per unit bagi perusahaan jasa?
4.    Cara apa saja yang digunakan untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi?
5.    Apa yang dimaksud dengan kalkulasi biaya produk tradisional?
6.    Bagaimana tahap dalam kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas?



BAB II
PEMBAHASAN
KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

A.      Biaya Per Unit Produk
Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya per unit produk sangat sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Ingat bahwa definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang dipenuhi. Sebagai contoh, biaya produk seringkali didefinisikan sebagai biaya produksi, bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Namun, biaya produk juga berguna untuk membuat beberapa keputusan tertentu. Sebagai contoh, biaya produk dapat menjadi masukan penting untuk penetapan harga penawaran. Sedangkan proses pengkaitan biaya dengan unit yang diproduksi setelah biaya tersebut diukur disebut pembebanan biaya (cost assignment).[1]

B.       Manfaat Biaya per Unit
1.    Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya per unit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. Tidak mungkin untuk menyerahkan penawaran yang berarti tanpa mengetahui biaya-biaya yang berkaitan dengan unit yang akan diproduksi. Keputusan membuat atau membeli suatu produk, menerima atau menolak suatu pesanan, atau mempertahankan atau menghentikan suatu lini produk memerlukan informasi biaya per unit.[2]
2.    Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya per unit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya per unit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa harus mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.[3]

C.      Kalkulasi Biaya
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi yaitu :
1.    Kalkulasi Biaya Aktual
Sistem biaya aktual (actual cost system) mengharuskan perusahaan menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan untuk produksi baik biaya utama maupun biaya overhead untuk menentukan biaya per unit. Biaya utama aktual dapat dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan dapat dibebankan secara tepat waktu, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup signifikan baik dari segi keakuratan maupun ketepatan waktu. Metode ini mempunyai kelemahan dalam penggunaan biaya aktual untuk perhitungan biaya per unit untuk biaya overhead. Pembebanan biaya overhead aktual menciptakan konflik antara ketepatan waktu dan keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk mengetahui biaya overhead tahun tersebut, karena biaya overhead sepanjang tahun tersebut merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang tahun tersebut. Perusahaan memerlukan informasi biaya per unit sepanjang tahun, informasi ini dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk laporan keuangan intern maupun untuk penetapan harga. Beberapa pihak menyarankan untuk mempersingkat atau memperpendek periode, misalnya mingguan ataupun bulanan untuk menghitung biaya overhead aktual agar tepat waktu. Ternyata saran ini juga mempunyai kelemahan karena menimbulkan biaya per unit yang berfluktuasi. Hal ini terjadi karena : (1) terjadi biaya overhead yang tidak merata dan, (2) produksi tidak merata.
Sebagai ilustrasi. PT. Agung menghasilkan satu jenis produk mainan dari plastik. Setiap unit memerlukan 6 ons plastik dan 15 menit tenaga kerja. 1 ons plastik harga $ 0,30 dan tarif tenaga kerja $ 6,00 per jam, maka biaya plastik per truk adalah $ 1,80, dan biaya tenaga kerja langsung per truk adalah $ 1,50. Biaya utama aktual per truk adalah $ 3,30. Jika harga plastik dan tarif tenaga kerja stabil, sehingga biaya utama aktual per unit produk adalah $ 3,30. Namun untuk biaya overhead setiap bulannya berbeda seperti tabel dibawah ini.
Jan-April         Mei-Agust       Sept-Des
Overhead aktual                      $ 20.000          $ 40.000          $40.000
Unit aktual yang diproduksi   40.000             40.000             160.000
Overhead per unit                   $ 0,50              $ 1,00              $ 0,25
Karena biaya overhead berbeda setiap periode dari ketiga periode tersebut, maka biaya per unit produk tersebut untuk tiap-tiap periode yang bersangkutan menjadi berbeda-beda. Periode Januari sampai April biaya per unitnya adalah Rp.3.800, Periode Mei sampai Agustus Rp. 4.300 dan periode September sampai Desember Rp.3.350. Perbedaan ini disebabkan adanya produksi yang tidak merata, seperti pada periode kedua dan ketiga, total biaya overheadnya sama tetapi unit yang diproduksi berbeda. Perbedaan ini juga disebabkan oleh biaya utilities lebih tinggi pada periode tertentu, misalnya pada periode pertama dan kedua, unit yang diproduksi sama, tetapi biaya yang dikeluarkan pada bulan Februari lebih besar.[4]
2.    Kalkulasi Biaya Normal
Kalkulasi biaya normal (normal costing system) mengharuskan perusahaan untuk menbebankan biaya aktual bahan langsung dan tenaga kerja langsung kepada unit yang diproduksi, namun untuk overhead dibebankan berdasarkan estimasi yang ditentukan terlebih dahulu. Kesulitan utama dari metode ini adalah perbedaan antara tarif aktual dengan tarif yang telah ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
Tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined overhead rate) dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
Overhead yang dianggarkan
Tarif Overhead = -----------------------------------------------
Penggunaan aktivitas yang dianggarkan [5]

D.      Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1.    Unit yang diproduksi
2.    Jam tenaga kerja langsung
3.    Tenaga kerja langsung (rupiah)
4.    Jam mesin
5.    Bahan Langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ke tahun, sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
1.    Tarif Pabrik Menyeluruh
Pembebanan overhead ke produk secara tradisional dapat menggunakan tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif ini, biaya overhead pertama sekali diakumulasi dalam kelompok besar pabrik secara menyeluruh. Overhead dibebankan pada kelompok hanya dengan menjumlahkan semua biay overhead yang diharapkan terjadi di pabrik selama setahun. Karena semua biaya overhead adalah untuk pabrik, maka pembebanan kepada kelompok dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya menghitung tarif pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerak tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Untuk menggambarkan penggunaan tarif pabrik menyeluruh, diberikan contoh berikut ini.
Belring memproduksi 2 jenis telepon yaitu tanpa kabel dan model reguler. Perusahaan memiliki data estimasi dan data aktual sebagai berikut:
Overhead yang dianggarkan                                                   $360.000
Aktifitas yang diharapkan (jam tenaga kerja langsung)          100.000
Aktifitas aktual (jam tenaga kerja langsung)                           100.000
Overhead aktual                                                                      $380.000
Jika tarif ditentukan langsung berdasarkan jam tenaga kerja langsung, maka tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Overhead yang dianggarkan
Tarif Overhead = ---------------------------------
Aktifitas yang diharapkan
$ 360
= ------------------------------------------
100.000 jam tenaga kerja langsung
= $ 3,60
Maka untuk mencari overhead yang dibebankan digunakan rumus berikut ini.
Overhead yang dibebankan    = tarif overhead x output aktual
= $ 3,60 x 100.000
= $ 360.000
Perbedaan antara overhead aktual dengan yang dibebankan disebut varian. Jika terlalu rendah membebankan overhead disebut underapplied, jika terlalu tinggi disebut overapplied. Jika terjadi underapplied, maka pada akhir tahun akan menambah harga pokok penjualan dan sebaliknya.
Biaya per unit produk Belring dapat dihitung sebagai berikut.
Tanpa Kabel    Reguler
Unit yang Diproduksi                                     10.000             100.000
Jam Tenaga Kerja Langsung               10.000             90.000
Biaya Utama                                       $ 78.000          $ 738.000
Biaya Overhead                                  $ 3.60 x 10.000 = 36.000
$ 3.60 x 90.000 = 324.000
Total Biaya Produksi                           $ 114.000        $ 1.062.000
Biaya / Unit                                         $ 11,40            $ 10,62 [6]
2.    Tarif Departemental
Dasar pemikiran tarif departemental ini adalah untuk menghindari pembebanan rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh. Tarif departemental berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih intensif overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yang menghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan overhead yang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih sedikit.
Untuk menggambarkan tarif departemental ini, maka diberikan contoh berikut ini. Dari contoh sebelumnya, asumsikan Belring memiliki dua departemen produksi yaitu pabrikasi dan perakitan. Dengan data sebagai berikut.
Pabrikasi          Perakitan
Overhead Yang dianggarkan              $ 252.000        $ 108.000
Aktifitas diharapkan dan Aktual
Tanpa Kabel (jam TK Langsung)        7.000               3.000
Reguler (jam TK Langsung)                13.000             77.000
Total Jam TK Langsung                      20.000             80.000
Aktivitas Diharapkan dan Aktual
Tanpa Kabel (jam mesin)                     4.000               1.000
Reguler (jam mesin)                            36.000             9.000
Total Jam Mesin                                  40.000             10.000
Karena departemen pabrikasi adalah intensif mesin, maka Belring menggunakan tarif overhead berdasarkan jam kerja mesin. Sedangkan departemen perakitan adalah padat karya, maka tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Kedua tarif, pembebanan overhead serta biaya/unit dapat dihitung sebagai berikut.
Overhead yang dianggarkan
Tarif Pabrikasi = --------------------------------
Jam Mesin yang diharapkan
$ 252.000
= ----------------------
40.000
= $ 6,30

Overhead yang dianggarkan
Tarif Perakitan = --------------------------------------
Jam TK langsung yang diharapkan
$ 108.000
= ---------------------
80.000
= $ 1,35
Ovh yang dibebankan = ($6,3 x 40.000) + ($1,35 x 80.000)
= $ 360.000
Perhitungan Biaya Per unit
Tarif Departemental
Tanpa Kabel Reguler
Biaya Utama                           $ 78.000          $ 738.000
Biaya Overhead
(1,35 x 3.000) + (6,30 x 4.000) = 29.950
(1,35 x 77.000) + (6,30 x 36.000) = 330.750
Total Biaya Produksi               $ 107.250        $ 1.068.750
Unit Produksi                          10.000             100.000
Biaya/Unit                               $ 10.73            $ 10,69 [7]

E.       Kalkulasi Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System = ABC System), pertama kali menelusuri biaya aktifitas dan kemudian ke produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi seperti pabrik dan departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan biaya produk dengan menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran penggerak.
Perbedaan utama dari metode tradisional dengan ABC adalah pada sifat dan jumlah penggerak biaya yang digunakan. ABC menggunakan biaya aktifitas berdasarkan unit maupun nonunit. Kalkulasi biaya ABC menghasilkan biaya produk yang semakin akurat.
Dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat, tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk.
1.    Tahap Pertama
Tahap pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas, biaya dikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya yang berkaitan dibagi kedalam kumpulan yang sejenis. Suatu perusahaan kemungkinan mempunyai beratus-ratus aktifitas yang berbeda, perusahaan menentukan driver aktifitas yang berkaitan dengan setiap aktifitas dan menghitung masing-masing tarif overhead, sehingga menghasilkan ratusan tarif overhead.
Untuk mengurangi jumlah tarif overhead tersebut diperlukan perampingan proses, aktifitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis. Setelah satu kelompok biaya didefinisikan, biaya per unit dari driver aktifitas dihitung yang disebut dengan tarif kelompok. Pada sistem ABC ini tahap pertama pada dasarnya terdiri dari :
a.    Identifikasi aktifitas
b.    Pembebanan biaya ke aktifitas
c.    Aktifitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis.
d.   Biaya aktifitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan kelompok biaya sejenis.
e.    Tarif overhead kelompok dihitung
Untuk menggambarkan proses ini, kita kembali pada contoh sebelumnya. Diasumsikan Belring mempunyai empat aktifitas yaitu persiapan, penanganan bahan, daya dan pengujian, dengan data :
Kelompok Tingkat Batch                                Kelompok Tingkat Unit
Persiapan                     $ 120.000                    Tenaga             $ 100.000
Penanganan bahan       60.000                         Pengujian        80.000
Total                            $ 180.000                    Total                $ 180.000
Proses Produksi = 30
Jam Mesin = 50 Jam
Dari data diatas, maka hasil tahap pertama dapat dilihat berikut ini :
Prosedur Tahap Pertama
ABC System
Kelompok Tingkat Batch :
Biaya Persiapan                                               $ 120.000
Biaya Penanganan Bahan                                60.000
Total Biaya                                                      $ 180.000
Proses Produksi                                               30
Tarif Kelompok (Biaya per proses)                 $ 6.000
Kelompok Tingkat Unit :
Biaya Daya                                                      $ 100.000
Biaya Pengujian                                              80.000
Total Biaya                                                      $ 180.000
Jam Mesin                                                       50
Tarif Kelompok (Biaya per Jam Mesin)          $ 3,60 [8]
2.    Tahap Kedua
Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung. Pembebanan overhead dari setiap kelompok biaya kepada setiap produk dihitung sebagai berikut :

Overhead yang dibebankan (pada suatu produk) = Tarif kelompok x Unit penggerak yang dikonsumsi oleh produk.

Dengan data tahap pertama, maka biaya per unit dengan sistem ABC adalah sebagai berikut :


Biaya Per unit
ABC System
Tanpa Kabel                Reguler
Biaya Utama                           $ 78.000                      $ 738.000
Biaya Overhead
Kelompok Tingkat Batch :
($ 6.000 x 20)                          120.000
($ 6.000 x 10)                                                              60.000
Kelompok Tingkat Unit :
($ 3,60 x 5.000)                       18.000
($ 3,60 x 40.000)                                                         162.000
Total Biaya Produksi               $ 216.000                    $ 960.000
Unit Produksi                          10.000                         100.000
Biaya Per unit                          $ 21,60                        $ 9,60 [9]
















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Perhitungan biaya per unit produk, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi yaitu : (1) Kalkulasi Biaya Aktual, dan (2) Kalkulasi Biaya Normal.
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi seperti pabrik dan departemen. Tahap kedua yaitu pembebanan biaya produk dengan menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran penggerak.
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System = ABC System). Tahap pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas, biaya dikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya yang berkaitan dibagi kedalam kumpulan yang sejenis. Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung.

B.       Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi semua. Amiiinn..
DAFTAR PUSTAKA

Hansen/Mowen, Akuntansi Manajemen; Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1999




[1] Hansen/Mowen, Akuntansi Manajemen; Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1999, hlm. 130-131
[2] Ibit, hlm. 131
[3] Ibit, hlm. 131-132
[4] Ibit, hlm. 132-134
[5] Ibit, hlm. 134-135
[6] Ibit, hlm. 137-139
[7] Ibit, hlm. 139-141
[8] Ibit, hlm. 148-150
[9] Ibit, hlm. 150-151

No comments:

Post a Comment